Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mafia Anggaran di Semua Komisi

Kompas.com - 12/10/2012, 02:52 WIB

Jakarta, Kompas - Mantan pegawai pemasaran di perusahaan Grup Permai, Mindo Rosalina Manulang, memberikan kesaksian yang mempertegas bahwa di semua komisi DPR ada anggota dewan yang menjadi bagian dari mafia anggaran.

Mereka bertugas menggiring anggaran agar sesuai pesanan perusahaan-perusahaan yang ikut bermain. Hal itu seperti yang dilakukan Rosa, panggilan Mindo Rosalina, dengan perusahaannya Grup Permai yang punya hubungan dengan anggota DPR Komisi X, Angelina Sondakh.

Kesaksian itu disampaikan Rosa dalam sidang perkara dugaan korupsi penggiringan anggaran di Kementerian Pendidikan Nasional serta Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan terdakwa Angelina Sondakh (Angie). Sidang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (11/10).

Majelis hakim yang diketuai Sudjatmiko bertanya, selain di Kemendiknas dan Kemenpora, apa pernah saksi Rosa juga melakukan penggiringan anggaran di kementerian lain? ”Pernah, misalnya di Kementerian Kesehatan untuk proyek rumah sakit,” kata Rosa.

Selain itu, di Kementerian Perhubungan, menurut Rosa, penggiringan juga dilakukan pada banyak proyek.

Bahkan, di Kementerian Agama juga pernah ada penggiringan anggaran. ”Untuk pengadaan laboratorium dan perpustakaan di madrasah tsanawiyah,” katanya.

Di Komisi X, Rosa mengucurkan dana Rp 15 miliar sebagai jasa penggiringan proyek yang dilakukan Angie. Nilai tersebut baru 50 persen, dan sisanya akan dilunasi setelah dana daftar isian pelaksanaan anggaran turun. ”Kalau saya enggak ketangkap, masih ada pembayaran lagi (ke Angie),” kata Rosa.

Hakim juga memperjelas istilah yang digunakan Angie dalam berita acara pemeriksaan (BAP). ”Kalau yang dimaksud ketua itu siapa?” tanya hakim. Rosa lama berpikir dan kemudian menjawab bahwa sebutan ”ketua” itu untuk Ketua Komisi X. Hakim juga bertanya soal istilah ”ketua besar” yang kemudian dijawab, ”Ketua besar itu pimpinan Badan Anggaran, sebutannya Bang Ucok,” kata Rosa.

Hakim kembali mencoba mengorek anggota DPR lain selain di Komisi X yang terlibat mafia anggaran. ”Saya tidak berani Yang Mulia,” jawab Rosa.

Dalam pengakuan Rosa juga terungkap Angie pernah mengunjungi Rosa di Tahanan Pondok Bambu, Desember 2011. Ketika ditanya jaksa penuntut umum, apakah benar, berdasarkan BAP, Rosa memberi keterangan bahwa Angie mengancam akan membuat tsunami yang lebih besar lagi dibanding kasus M Nazaruddin jika hanya dirinya yang diseret dalam kasus ini, Rosa pun mengiyakan keterangan itu.

Menjelang akhir sidang, kesaksian Rosa dibantah Angie, terutama masalah ancaman akan membuat tsunami yang lebih dahsyat di Senayan. Angie mengungkapkan saat itu ditawari Rosa untuk menyebut nama Anas Urbaningrum dalam kasus wisma atlet, sedangkan bukti-bukti akan disiapkan pihak Rosa. Rosa tidak membantahnya. (AMR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com