Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Langkah Aziz Syamsuddin

Kompas.com - 10/10/2012, 09:32 WIB

KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aziz Syamsuddin. Nama itu yang mungkin disebut jika ada pertanyaan, siapa anggota DPR yang paling banyak dicari terkait polemik seputar proses revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi?

Ini karena Aziz yang berasal dari Fraksi Partai Golkar diduga berperan besar di sejumlah proses revisi UU KPK. Aziz adalah pimpinan rapat intern Komisi III pada 3 Juli 2012 yang memutuskan melanjutkan proses revisi UU KPK ke Badan Legislasi (Baleg) DPR.

Pada Selasa (9/10), Aziz pula yang memimpin Komisi III saat bertemu Baleg DPR untuk membahas kelanjutan revisi UU KPK.

Sarifudin Sudding, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat, membenarkan, Aziz adalah pimpinan sejumlah pertemuan di Komisi III yang membahas proses revisi UU KPK.

Kondisi ini sempat memunculkan dugaan, Aziz dan fraksinya berperan banyak atas munculnya sejumlah ketentuan dalam draf revisi UU KPK yang cenderung mengurangi wewenang komisi tersebut. Hal itu misalnya dengan hilangnya wewenang penuntutan oleh KPK, dan penyadapan yang dilakukan KPK harus mendapat izin pengadilan.

Aziz menolak tudingan itu dengan menyatakan, ”Bos, (dari 51 anggota Komisi III) Golkar itu hanya 10 orang.”

Namun, masalah revisi UU KPK hanya menjadi sebagian ”isu” yang menimpa Aziz. Saat rapat kerja Komisi III dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 7 Desember 2011, pria kelahiran 31 Juli 1970 ini juga banyak dibicarakan karena mengingatkan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana dengan berkata, ”Saudara Wamen (Wakil Menteri) tidak usah cengengesan. Mohon maaf, Anda tidak ganteng.”

Pernyataan itu disampaikan Aziz karena melihat Denny selama rapat sering memainkan telepon pintarnya. (NWO)

Berita terkait dapat diikuti dalam topik "Revisi UU KPK"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Nasional
    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Nasional
    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

    Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Nasional
    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Nasional
    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Nasional
    Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

    Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

    Nasional
    'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

    "Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

    Nasional
    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    Nasional
    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com