Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Presiden Masuk kalau Ada Kebuntuan

Kompas.com - 08/10/2012, 21:45 WIB
ING

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan kontroversi dan kritik yang dilayangkan atas lambannya respons yang diberikan terkait perselisihan antara Kepolisian RI dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berlangsung berbulan-bulan.

Polemik antara dua lembaga ini berawal dari penggeledahan yang dilakukan KPK di Korlantas Polri dalam penanganan kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM, pada akhir Juli lalu. Hubungan kedua lembaga semakin "panas" pascapenarikan 20 penyidik Polri yang bertugas di KPK. Dan semakin memuncak ketika pada Jumat (5/10/2012) malam, Gedung KPK digeruduk aparat kepolisian untuk menangkap Kompol Novel Baswedan, penyidik Polri yang bertugas di KPK.

Presiden mengungkapkan, dalam hal apa dan kapan ia bisa mengintervensi atau mengambil alih proses penegakan hukum yang tengah berjalan. "Saya masuk ke proses penegakan hukum manakala ada kebuntuan. Peran Presiden yang lebih tepat menengahi dan memediasi, kemudian mencari solusi," kata Presiden, dalam pidatonya, di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/10/2012) malam.

Ia mengungkapkan, pada tahun 2006 pernah menengahi ketika terjadi perselisihan antara KPK dengan MA, BPK dengan MA pada tahun 2007, dan perselisihan antara KPK dengan Polri dan Kejaksaan Agung pada tahun 2009.

"Tetapi presiden tidak dapat dan tidak boleh mengintervensi apa yang dilakukan penyidik, penuntut dan hakim. Mereka yang diberi kewenangan
oleh UU, bukan Presiden," katanya.

Ia juga menekankan, hal yang sama, yaitu intervensi, juga tidak boleh dilakukan oleh Pimpinan KPK, Kapolri, Ketua MA, dan Jaksa Agung. "Kecuali kewenangan yang diatur oleh UU," ujar Presiden.

Beberapa hari terakhir, eksistensi dan sikap Presiden memang dipertanyakan publik. Presiden dinilai sejumlah kalangan lamban mengambil alih polemik antara KPK dan Polri yang berkepanjangan hingga keadaan semakin keruh. Namun, dalam beberapa pernyataan, para pembantu Presiden, di antaranya Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Menko Polhukam Djoko Suyanto membantah Presiden diam dan tidak bertindak.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    Nasional
    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Nasional
    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com