Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Minta SBY Tunjukkan Dukungan kepada KPK

Kompas.com - 01/10/2012, 15:35 WIB
Icha Rastika

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.comPresiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta menunjukkan komitmennya dalam mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Yudhoyono diminta bertindak tegas atas upaya pelemahan KPK. Permintaan tersebut disampaikan para mahasiswa dari Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (1/10/2012).

Puluhan mahasiwa itu mendatangi gedung KPK untuk menyampaikan dukungan terhadap lembaga antikorupsi tersebut.

"Presiden sudah harus bersikap, menunjukkan nasionalisme, karena KPK dipertahankan itu bentuk nasionalisme," kata Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Djihadul Mubarak.

Para mahasiswa itu meminta Presiden Yudhoyono tegas menolak pemangkasan kewenangan KPK. Djihadul mengatakan, pihaknya melihat gelagat pelemahan fungsi dan kewenangan KPK melalui revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

"Alasan-alasan yang disampaikan DPR untuk merevisi itu hanya kamuflase. Pada prinsipnya rakyat menghendaki KPK, maka kita dukung," ujarnya.

Menurut dia, KPK perlu didukung karena selama ini terbukti hanya KPK yang memiliki taring dalam penegakan hukum.

"Kejaksaan, kepolisian ada, tapi sampai saat ini taringnya belum ditumbuhkan," tambah Djihadul.

Mereka juga meminta anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhenti menyuarakan revisi UU KPK ini. Djihadul mengatakan, revisi undang-undang tersebut belum diperlukan. Bahkan, dia mengatakan lebih baik DPR yang dibubarkan daripada UU KPK direvisi.

"Saat ini rakyat sudah tahu persis mana yang peduli dan mana yang pro. KPK sudah disukai dan didukung rakyat. Maka bubarkanlah DPR yang justru hanya jadi wadah tumbuh berkembangnya praktek korupsi," ucapnya.

Masih di Gedung KPK, para ulama dan sejumlah tokoh kampus dari Surakarta, Jawa Tengah, juga meminta Presiden turun tangan. Mereka akan mengirimkan surat kepada Presiden dan DPR.

"Harapan besar kepada Bapak Presiden, segera ikut campur adanya polemik pelemahan lembaga KPK ini," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surakarta Zainal Arifin Adnan.

Seperti diketahui, situasi yang dihadapi KPK semakin sulit setelah KPK berselisih dengan Polri. Sejak KPK mengintensifkan kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi mengemudi di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, hubungan KPK dan Polri menjadi tidak nyaman. Begitu KPK menangani kasus Korlantas, Polri pun mengusut kasus sama, bahkan tersangkanya pun sama, kecuali mantan Kepala Korlantas Irjen Djoko Susilo yang hanya dijadikan tersangka oleh KPK.

Belum selesai masalah itu, kepolisian menarik 20 penyidiknya dari KPK. Ditambah lagi, sebagian anggota Komisi III DPR berencana merevisi UU KPK yang beberapa poin draf revisinya berpotensi melemahkan KPK.

Berita terkait KPK dan dinamika yang terjadi dapat diikuti dalam topik:
Revisi UU KPK
KPK Krisis Penyidik
Dugaan Korupsi Korlantas Polri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com