Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Kampanye Jokowi Patut Ditiru di Pemilu 2014

Kompas.com - 24/09/2012, 21:07 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA. KOMPAS.com — Cara berkampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, dianggap telah memberikan warga contoh baru dalam menjaring suara calon pemilih. Cara jitu ini layak diikuti oleh kalangan elite partai politik atau calon presiden dalam Pemilihan Umum 2014.

Koordinator Nasional Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampow mengatakan, cara kampanye dari Jokowi dan Basuki atau Ahok itu telah menjadi kunci kemenangan kandidat yang diajukkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya tersebut. Cara kampanye itu berbeda dari cara-cara dari figur ataupun elite partai politik sebelumnya.

"Cara berkampanye Jokowi-Ahok itu efektif. Dia tidak kumpulkan orang, tapi datangi orang. Kampanye jemput bola yang tentu menghemat biaya," ujar Jeirry di Maarif Institute, Jakarta, Senin (24/9/2012).

Jeirry menjelaskan, kampanye yang biasa dilakukan figur atau elite parpol dengan cara mengumpulkan orang di lapangan terbukti tidak efektif dalam menarik suara pemilih. Hal tersebut disebabkan adanya jarak antara pemilih dan figur yang akan dipilihnya. Selain itu, masyarakat Indonesia telah jenuh dengan cara kampanye di lapangan yang teramat monoton.

Pola kampanye di lapangan itu, menurut Jeirry, dapat dibuat pola, yaitu menyewa lapangan, mengumpulkan massa, mendatangkan public figure, menyampaikan visi-misi, kemudian pulang. Cara tersebut tidak efektif dalam menyampaikan program kerja, visi, dan misi sebab jarak yang dibangun antara pemilih dan yang dipilih searah sehingga tidak memungkinkan timbulnya hubungan timbal balik atau dialektika yang dapat memberikan solusi alternatif terhadap beragam permasalahan pemilih.

"Yang dilakukan Jokowi-Ahok tidak begitu. Mereka berdua tidak menggelar kampanye massal. Mereka masuk gang, keluar gang, lalu menyapa masyarakat dan mendengarkan aspirasi mereka. Itu kampanye yang efektif dan layak dicontoh," ujarnya.

Ia mengatakan, kampanye cara Jokowi dan Basuki tersebut tentunya akan sangat menyerap tenaga. Namun, jika figur serius untuk membawa angin perubahan bagi masyarakat, kampanye tersebut tentunya tidak menjadi kendala yang berarti.

Dalam konteks Pemilu 2014, baik badan legislatif maupun presiden, calon yang serius tersebut setidaknya pada waktu dekat telah mengambil ancang-ancang untuk menerapkan cara Jokowi-Basuki dengan berkeliling Indonesia.

"Kampanye model itu murah, biayanya hanya modal pesawat doang, lalu jalan mendatangi masyarakat di seluruh Indonesia. Yang terpenting, kan, masyarakat mengenal figur siapa yang akan dipilihnya secara langsung, bukan lewat baliho atau foto," kata Jeirry.

Dalam kampanyenya, Jokowi-Basuki tidak menghendaki pemasangan spanduk atau baliho di tempat-tempat keramaian. Pasangan nomor urut ketiga itu juga didukung oleh gerakan relawan dan publikasi melalui media sosial di internet.

Berdasarkan proses hitung cepat dari sejumlah lembaga survei, Jokowi dan Basuki unggul dalam perolehan suara Pilkada DKI Jakarta 2012. Dalam hitung cepat Litbang Kompas, mereka meraih 52,97 persen suara sah di 200 sampel tempat pemungutan suara. Adapun pesaingnya, Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli, yang didukung oleh banyak partai politik, hanya meraih 47,03 persen suara sah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com