Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idealnya KPK Punya 300 Penyidik

Kompas.com - 24/09/2012, 17:43 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak diperpanjangnya masa tugas 20 penyidik Polri di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakibatkan kecepatan KPK dalam menangani perkara korupsi, melambat. Juru Bicara KPK, Johan Budi mengakui pihaknya masih membutuhkan penyidik dari Polri.

Di samping berupaya mempertahankan 16 dari 20 penyidik itu, KPK tengah merekrut 30 penyidik independen. Para penyidik independen tersebut diambil dari internal KPK.

"Ini berjalan secara simultan. Sekarang sedang dilakukan seleksi administrasi terhadap 30 calon yang berasal dari penyelidik di berbagai direktorat. Ini pegawai KPK, ada yang dipekerjakan, ada yang di luar instansi, bisa dari BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan), bisa juga bukan," kata Johan di Jakarta, Senin (24/9/2012).

Perekrutan 30 penyidik independen ini, menurutnya, baru tahap awal. KPK menargetkan menambah 80 penyidik independen yang dilakukan secara bertahap. Johan mengatakan, idealnya jumlah penyidik yang dimiliki KPK, sesuai rencana pada 2010, mencapai 300 orang. "Itu hanya di Jakarta, 300 penyidik," ucapnya.

Dia menjelaskan, rencana KPK merekrut penyidik independen sebenarnya sudah muncul sejak pemerintahan pimpinan KPK Jilid I. Biro hukum KPK, lanjutnya, sudah diminta mengkaji kemungkinan KPK merekrut penyidik non-Kepolisian dan Kejaksaan tersebut.

Dalam merekrut penyidik independen ini, katanya, pimpinan KPK masih mengacu pada Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang KPK. Menurut undang-undang tersebut, kata Johan, yang dimaksud penyidik KPK adalah penyidik yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan KPK.

Diberitakan sebelumnya, Polri tidak memperpanjang masa tugas 20 penyidiknya di KPK. Alasannya, kontrak para penyidik itu di KPK sudah habis. Selain itu, menurut Polri, para penyidik tersebut ditarik untuk kepentingan pengembangan karier mereka.

Ketua KPK, Abraham Samad beberapa waktu lalu mengungkapkan, perekrutan penyidik independen ini legal. Menurut Abraham, KPK membutuhkan banyak penyidik.

Saat memberi kuliah umum bertajuk "Pemberantasan Korupsi untuk Mewujudkan Good Governance di Indonesia", di Jakarta, Kamis (19/9/2012) malam, Abraham membandingkan jumlah penyidik KPK dengan penyidik di Independent Commission Against Corruption of Hong Kong (ICAC), lembaga pemberantasan korupsi di negara tersebut.

Dia mengatakan, jumlah penyidik di KPK Hongkong mencapai 3.000-an orang, sementara penyidik KPK jumlahnya tidak lebih dari 100.

Berita terkait penarikan penyidik KPK ini dapat diikuti dalam topik "KPK Krisis Penyidik"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

    Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

    Nasional
    TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

    TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

    Nasional
    Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

    Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

    Nasional
    Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

    Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

    Nasional
    Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

    Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

    Nasional
    26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

    26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

    Nasional
    Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

    Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

    Nasional
    Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

    Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

    Nasional
    Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

    Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

    Nasional
    Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

    Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

    Nasional
    Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

    Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

    Nasional
    Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

    Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

    Nasional
    Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

    Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

    Nasional
    Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

    Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

    Nasional
    Hari Ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

    Hari Ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com