Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembenahan Melibatkan Banyak Pihak

Kompas.com - 20/09/2012, 09:57 WIB
Nina Susilo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Reformasi, pemberantasan korupsi, serta transparansi dan akuntabilitas di pemerintahan tidak bisa ditangani dalam satu dua tahun. Penyebabnya bukan hanya birokrasi, banyak pihak terlibat.

Selain itu, desentralisasi membuat pemerintah sulit memaksa transparansi dan akuntabilitas benar-benar dilaksanakan di daerah.

Sebelum ini, Freedom House,  organisasi nonpemerintah asal Amerika Serikat, menilai penegakan aturan reformasi di Indonesia masih lemah. Skor Indonesia pada kategori antikorupsi, transparansi, akuntabilitas di bawah batas minimum pemerintahan yang dianggap efektif.

Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Eko Prasojo, Rabu (19/9/2012) malam di Jakarta, mengatakan, korupsi yang terjadi di birokrasi akibat kebutuhan kini diatasi dengan penataan gaji dan tunjangan kinerja.

Namun, korupsi yang lebih besar seperti pada pengadaan barang jasa dan perizinan biasanya melibatkan kekuatan di luar birokrasi seperti politik. Pengadaan secara elektronik (e-procurement), bisa mengurangi penyimpangan kendati belum bisa sepenuhnya diterapkan.

Setidaknya, kata Eko, perbaikan sistem akan mengurangi celah penyimpangan. Namun, ketika melibatkan ranah politik, semestinya partai politik juga membenahi sistem rekrutmen kadernya.

Terkait akuntabilitas dan transparansi, lanjutnya, hal ini sudah dimulai untuk pengadaan calon pegawai negeri sipil. Namun, secara menyeluruh, dengan desentralisasi saat ini, semakin sulit mengendalikan transparansi dan akuntabilitas di daerah. Apalagi, kooptasi politik terhadap birokrasi semakin besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com