Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa HTI Demo Kedubes AS

Kompas.com - 14/09/2012, 15:52 WIB
Luthfie Febrianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Aksi memprotes film Innocent Muslim yang melecehkan agama Islam yang marak terjadi di Timur Tengah juga terjadi di Indonesia.

Di Jakarta sekitar 500-an anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jumat (14/9/2012).

"Film itu jelas sangat melecehkan Nabi. Apa salah Nabi terhadap mereka?" kata juru bicara HTI, Ismail Yusanto.

Ismail Yusanto menambahkan menggunakan alasan kebebasan berkespresi untuk memproduksi film yang melecehkan itu juga tak bisa diterima.

"Islam juga mengenal kebebasan namun bukan kebebasan yang melecehkan" ujarnya.

Mengenai pemilihan Kedubes AS sebagai tempat berunjuk rasa,  Ismail mengatakan hal itu disebabkan sebagian besar pembuat film tersebut adalah warga AS.

Hizbut Tahrir Indonesia juga menuntut agar peredaran film Innocent Muslim segera dihentikan.

"Kita menuntut kepada pemerintah agar peredaran video tersebut dihentikan" katanya.

Lebih lanjut Ismail mengatakan siapapun yang menghina Nabi Muhammad SAW, harus mendapatkan hukuman baik dia muslim atau bukan.

"Siapapun yang menghina Nabi SAW, baik dia muslim atau non muslim harus dihukum" ujarnya.

Kemudian, HTI dalam aksi damainya menuntut Pemerintah AS agar menghukum pelaku pembuatan film Innocent Muslim, Sam Bacile.

Untuk mengamankan aksi ini,  kepolisian menurunkan lebih dari 350 personil.

"Kami menurunkan 350 personil gabungan dari Brimob Polda Metro Jaya, Polda Metro Jaya dan gabungan Polres Jakarta Pusat" ujar Kepala Bagian Operasional Polres Jakarta Pusat, AKBP Irsan.

Sebagaimana diketahui, di situs YouTube beredar film "Innocent Muslim" yang diduga melecehkan Nabi Muhammad SAW.

Film tersebut dibuat seseorang yang mengaku bernama Sam Bacile seorang warga California, Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com