JAKARTA, KOMPAS.com -- Sebanyak 33 orang tenaga kesehatan yang terdiri dari 8 dokter umum, 6 bidan, 8 perawat, dan 11 pemerhati kesehatan berhasil lolos menjadi Pencerah Nusantara angkatan pertama. Mereka akan mengabdikan diri selama setahun untuk bertugas di puskesmas dan memberi pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat di daerah-daerah yang membutuhkan, seperti Sumatera Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Diah S Saminarsih, Asisten Utusan Khusus Presiden RI untuk Millennium Development Goals (KUKPRI MDGs), sekaligus Koordinator Program Pencerah Nusantara, Selasa (7/8/2012), mengatakan bahwa Pencerah Nusantara terpilih setelah melalui seleksi ketat oleh KUKPRI MDGs.
Untuk memenuhi posisi Pencerah Nusantara, KUKPRI MDGs mengundang generasi muda Indonesia berusia di bawah 30 tahun yang memiliki keahlian di bidang medis serta para pemerhati kesehatan, untuk mendaftarkan diri secara online. Selama periode 4 Mei hingga 30 Juni 2012 terdata 1.043 orang pendaftar dengan catatan prestasi gemilang yang berminat mengabdikan diri sebagai agen perubahan bagi kehidupan masyarakat di daerah penempatan masing-masing.
Diah menjelaskan, Pencerah Nusantara berfokus kepada reorientasi pelayanan kesehatan primer melalui kerja sama lintas sektor dalam upaya mencapai target MDGs. Pembangunan kesehatan masyarakat diupayakan terutama melalui aksi preventif, edukasi, dan advokasi.
Tim Pencerah Nusantara yang telah terpilih diharapkan dapat memperkuat pelayanan kesehatan primer dan membantu pencapaian target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), terutama terkait kesehatan ibu dan anak, pengurangan penyakit infeksi, dan mendorong perilaku hidup bersih dan sehat.
Menurut Diah, Pencerah Nusantara akan diberi pembekalan berbagai materi medis maupun nonmedis, termasuk peningkatan kapasitas diri di bidang manajerial dan kepemimpinan, dalam sebuah program pelatihan selama enam pekan. Itu untuk mempersiapkan mereka dalam menjalankan misi dan tujuannya. Mereka dijadwalkan berangkat pada Oktober 2012.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.