Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras: Sikap Hari Suwandi Cuma Rekayasa

Kompas.com - 26/07/2012, 19:20 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Kontras, Haris Azhar, meyakini bahwa perubahan sikap Hari Suwandi adalah rekayasa belaka. Pasalnya, permintaan maaf Hari Suwandi kepada keluarga Bakrie sebagai pemilik Lapindo atas sikapnya yang menuntut Lapindo bertanggung jawab dengan kerugian warga Porong karena bencana semburan lumpur Lapindo tidak sesuai dengan tujuannya datang ke Jakarta.

"Saya yakin peryataan Hari Suwandi di TV One itu rekayasa Bakrie. Tujuan dari Hari Suwandi datang ke Jakarta dan tinggal di Kantor Kontras adalah supaya pihak Lapindo yang dimiliki keluarga Bakrie bertanggung jawab dengan membayar ganti rugi pada korban Lapindo," ujar Haris Azhar ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (26/7/2012).

Haris juga menyayangkan kepergian Hari Suwandi dari kantor Kontras yang diakuinya tanpa pamit. Hari Suwandi, menurut keterangannya, selama di Jakarta menetap di kantor Kontras atau LBH Jakarta. Namun sejak Rabu (25/7/2012), Hari pergi meninggalkan kantor Kontras tanpa pamit.

Kontras turut menduga bahwa perubahan sikap dari Hari Suwandi tersebut bukan tanpa sebab. Perubahan sikap tersebut dapat berarti adanya dugaan intimidasi dari Lapindo Bakrie atau yang bersangkutan memang selama ini hanya mencari popularitas dengan berkedok keadilan bagi korban Lapindo.

Lebih jauh lagi, menurut keterangan Haris, sebenarnya Hari Suwandi sudah mendapatkan ganti rugi dari Lapindo tapi mertuanya belum mendapatkan ganti rugi tersebut. Hal itu yang menjadi dasar aksi dan tuntutannya kepada pemerintah dan keluarga Bakrie.

Namun, dirinya menyatakan bahwa hal tersebut bukanlah sebuah masalah karena seseorang yang peduli dengan penyelesaian ketidakadilan dapat berasal dari berbagai kalangan, tidak hanya korban.

"Seseorang yang beraksi demi penegakan keadilan dapat berasal dari berbagai golongan di masyarakat. Tidak hanya dari korban," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa Hari Suwandi, korban Lapindo yang berjalan kaki dari Porong ke Jakarta, membuat pengakuan mengejutkan. Hari mengaku menyesal melakukan aksi jalan kaki Porong-Jakarta.

Dalam wawancara dengan TV One, ia menyampaikan permintaan maaf kepada Keluarga Bakrie. Hari turut menyebut, keluarga Bakrie diyakini mampu menyelesaikan persoalan lumpur Lapindo. Sambil terisak, Hari juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada keluarga Bakrie. Dia yakin keluarga Bakrie mampu menyelesaikan persoalan lumpur Lapindo tidak seperti harapannya yang pupus kepada pemerintah.

Pada aksi di depan Istana Kepresidenan, Senin (23/7/2012) lampau, Hari Suwandi sempat mengusir kru TV One. Hari Suwandi membentak dan melontarkan kata pedas kepada kru TV One tersebut sehingga para kru TV One tidak dapat meliput aksi Hari Suwandi.

"Tolong Mas saya tidak suka, tolong Mas. Kalau Anda mencari informasi ya saya kasih, tapi kalau sampeyan memata-matai saya ya Anda pergi dari sini. Saya tidak ingin diliput dengan TV One, saya kecewa. Yang dinamai media itu tranparan memberitakan bukan seperti itu," ujar Hari Suwandi seraya mengusir kru TV One di depan Istana Kepresidenan, Senin (23/7/2012) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com