JAKARTA, KOMPAS.com - Perpindahan seorang politikus ke partai politik lain, amat mungkin terjadi jika politikus bersangkutan tak lagi punya harapan di partainya sendiri.
Ketua Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, menilai, politikus yang tersingkir di partainya sendirilah yang kemudian menjadi "kutu loncat", berpindah ke parpol lainnya.
Seperti diberitakan, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Patrice Rio Capella, mengatakan, ada 37 anggota DPR yang siap pindah ke partainya. Komunikasi intensif berjalan selama lima bulan terakhir dengan mereka.
"Akan tetapi, mereka mengatakan menunggu waktu yang tepat. Apakah nanti benar-benar terjadi itu semua, kami serahkan kepada mereka semua," kata Rio.
Viva juga menengarai, politikus yang menyeberang itu bisa jadi anggota DPR yang tidak memiliki ikatan ideologi dengan partainya, sekadar menjadi seorang avonturir politik.
Namun bisa jadi kemungkinan lainnya, yakni politikus bersangkutan sudah tergeser, tidak berperan, atau tidak ada harapan lagi meniti karier politiknya.
"Apa kalau pindah partai dilakukan oleh figur yang memiliki basis konstituen? Ya, tidak. Wong dia tersingkir di partainya sendiri, lalu jadi kutu loncat," kata Viva, Selasa (2/7/2012) petang.
Viva juga mempertanyakan motif politikus yang pindah ke partai politik baru, seperti Partai Nasdem. Sebagai parpol baru, sudah tentu parpol itu belum teruji.
Dalam mengiming-imingi politikus untuk berpindah haluan, semestinya yang ditawarkan adalah platform dan ideologi partai, bukan dengan janji bantuan anggaran untuk kebutuhan kampanye.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.