Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Artalyta Kirim Surat Dokter ke KPK

Kompas.com - 18/07/2012, 16:17 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusaha Artalyta Suryani melalui pengacaranya, Tengku Nasrullah, mengantar surat keterangan dokter Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (18/7/2012).

Surat menjadi bukti bahwa Artalyta benar-benar sakit di Singapura sehingga tidak dapat memenuhi panggilan pemeriksaan KPK, Senin (16/7/2012). "Dia dirawat oleh seorang neurolog namanya Devanthasan dari Rumah Sakit Mount Elizabeth," kata Nasrullah di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin.

Ditegaskannya, Artalyta siap jika KPK mengecek kebenaran akan sakitnya tersebut.

KPK sebelumnya meminta Artalyta menyertakan surat keterangan dokter yang membuktikan kalau dia sakit. Nasrullah mengatakan, kliennya menderita sakit saraf sehingga harus menjalani berobat jalan di Singapura.

Belum dapat dipastikan kapan Artalyta alias Ayin itu diperbolehkan dokter kembali ke Indonesia. Menurut Nasrullah, kliennya akan langsung memenuhi panggilan KPK jika sudah diperbolehkan dokter naik pesawat ke Indonesia.

"Beliau (Artalyta) sanggup dan beliau mengatakan pada kesempatan pertama beliau diizinkan oleh dokter untuk naik pesawat karena saraf yang kejepit ini bisa menyebabkan beliau stroke," ujarnya.

Dia menambahkan, KPK tidak perlu meminta pendapat dokter lain atau second opinion atas penyakit Artalyta ini. "Karena medical record Bu Artalyta itu sudah jauh sebelum kasus ini terungkap," ucap Nasrullah. Artalyta, katanya, pergi berobat ke Singapura sejak 22 Juni 2012.

Terkait pemeriksaan Artalyta, Nasrullah mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat KPK yang isinya meminta agar dilakukan pemeriksaan ulang.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, KPK kemungkinan memanggil paksa Artalyta jika dia tidak memenuhi panggilan kedua pemeriksaan.

Menurut Busyro, pihaknya akan mengklarifikasi apakah Artalyta alias Ayin terlibat dalam pemberian suap ke Bupati Buol, Amran Batalipu. "Itulah yang akan diklarifikasi oleh penyidik apakah ada kaitannya. Kalau ada, sejauh mana," kata Busyro.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan Bupati Buol Amran Batalipu sebagai tersangka, selain Manajer Umum PT Hardaya Inti Plantations (HIP) Yani Anshori dan Direktur Operasional PT HIP Gondo Sudjono. PT HIP merupakan perusahaan milik Hartati Murdaya Poo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com