Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agung Adiprasetyo: Media Cetak Punya Banyak Peluang

Kompas.com - 18/07/2012, 11:51 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com — Seiring pesatnya pertumbuhan media baru, juga media sosial, keberadaan media cetak termasuk majalah dan tabloid mulai dipertanyakan. Apakah majalah atau tabloid akan tergerus? Ini menjadi pertanyaan umum yang sering diajukan dan diperdebatkan.

Agung Adiprasetyo, CEO Kompas Gramedia, mengatakan, masih ada kecenderungan bahwa orang membaca media cetak untuk cek dan ricek, terutama mengenai kredibilitas informasi. Ini terkait dengan sumber informasi yang semakin luas, yang bisa datang dari mana saja.

"Setiap saat bisa muncul media baru, pasarnya cair. Media baru yang fragmented ini merupakan persoalan besar. Setiap orang bisa mengirim berita apa saja melalui media sosial dan lain sebagainya. Informasi bisa datang dari mana saja. Namun, kecenderungan untuk melihat media cetak masih ada," jelasnya dalam pembukaan seminar "Indonesia's Hottest Insight" yang diselenggarakan oleh Gramedia Majalah di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (18/7/2012).

Di tengah serbuan media baru, termasuk media sosial ini, Agung mengatakan, Gramedia Majalah punya keyakinan bahwa majalah atau tabloid masih punya banyak peluang dan potensi untuk terus berkembang.

Ia menyebutkan, potensi besar ini bisa terus digali dengan mengandalkan kreativitas dan optimalisasi media yang ada, dengan keunggulan dan kelemahannya masing-masing, serta riset.

"Riset dibutuhkan, yakni penelitian dan pengamatan lebih dalam dan jeli atas perubahan sikap dan perilaku yang luar biasa," jelasnya.

Sebagai langkah awal untuk mendalami berbagai kebutuhan pasar ini dan menggali peluang darinya, Gramedia Majalah mengadakan survei terhadap lebih dari 9.000 responden. Masing-masing segmen menyumbang 3.000 responden dari kalangan yang memiliki kebiasaan membaca majalah atau tabloid. Survei diadakan di sembilan kota di Indonesia, yakni Medan, Palembang, Jakarta dan sekitarnya, Bandung dan sekitarnya, Semarang dan sekitarnya, Yogyakarta dan sekitarnya, Surabaya dan sekitarnya, Denpasar dan sekitarnya, hingga Makassar.

Survei menghasilkan lebih dari 3.224 temuan yang terangkum dalam "Indonesia's Hottest Insight" untuk tiga segmen besar, yaitu anak, perempuan, dan laki-laki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com