Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Pemimpin Parpol Menindas

Kompas.com - 17/07/2012, 21:34 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menilai pemimpin partai politik saat ini cenderung menindas orang lain, khususnya kader di bawahnya, agar tidak bisa tampil menjadi pemimpin masa depan. Akhirnya, hanya tokoh-tokoh politik lama yang muncul mendekati Pemilu 2014.

"Di dalam realitas kepartaian kita sekarang, pemimpin partai politik menindas orang lain yang ingin tampil sebagai bintang. Itu fakta di mana-mana," kata Mahfud saat acara Institute Managing the Nations di Jakarta, Selasa (17/7/2012) malam.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil jajak pendapat berbagai lembaga survei, lebih banyak tokoh lama yang dimunculkan sebagai capres di Pemilu 2014. Elektabilitas tokoh lama disebut lebih tinggi dibanding tokoh-tokoh baru.

Mahfud menambahkan, bukan hanya di internal parpol, sikap penindasan juga terjadi di birokrasi. Dia memberi contoh dimutasinya Sekretaris Daerah Sampang, Madura, Hermanto Subaidi menjadi staf biasa di Kantor Kelurahan Polgan. Mutasi itu disebut lantaran Hermanto akan maju sebagai calon Bupati Sampang pada Pilkada akhir 2012.

"Itu, kan, sangat tidak sehat. Itulah gambaran dari kehidupan parpol kita," kata Mahfud.

Meski demikian, Mahfud tak sependapat dengan wacana memberi ruang bagi calon independen untuk maju dalam pilpres. Pasalnya, kata dia, langkah itu bertentangan dengan konstitusi yang diatur dalam Pasal 6 UUD 1945 serta dapat membonsai peran parpol.

"Kesepakatan kita, parpol harus disehatkan. Kalau parpol sehat, maka calon yang tadinya independen bisa masuk lewat parpol," pungkas mantan politisi PKB itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com