Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekalahan Alex Jadi Peringatan bagi Ical

Kompas.com - 13/07/2012, 05:54 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terpuruknya hasil perolehan suara pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono dalam Pilkada DKI Jakarta dinilai menjadi peringatan bagi rencana majunya Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden di Pemilu 2014. Pasalnya, DKI Jakarta yang dinilai menjadi barometer pemilu nasional akan berdampak pada pencapresan Ical nantinya.

"Ini warning bagi kepemimpinan partai dalam pencapresan. Secara image, Golkar tidak bisa meraih suara banyak di DKI yang jadi barometer. Image menurun ini akan berdampak pada capres Ical," kata Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung ketika dihubungi pada Kamis (12/7/2012).

Seperti diketahui, hasil hitung cepat beberapa lembaga menunjukkan Alex-Nono hanya berada di urutan kelima dari enam pasangan. Hasil prediksi hitung cepat Kompas menunjukkan, pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama mendapat 42,6 persen suara. Posisi kedua ditempati Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang meraih suara 34,4 persen, diikuti Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini 11,4 persen, Faisal Basri-Biem Benjamin 5,07 persen, Alex-Nono 4,74 persen, dan Hendardji Soepandji-A Riza Patria 1,88 persen.

Akbar menilai perolehan suara Alex-Nono menyedihkan lantaran masih di bawah pasangan independen, yakni Faisal-Biem, dan di bawah perolehan suara Golkar di pemilu legislatif tahun 2009. Padahal, selain Golkar, Alex-Nono juga didukung Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Damai Sejahtera.

Jika melihat hasil pilkada itu, Akbar menilai mesin partai tak berkerja secara efektif. "Ini tanggung jawab berjenjang dari DPD tingkat I yang dikoordinasi DPP, termasuk tim pemenangan pemilu. Kepemimpinan, juga partai, harus bertanggung jawab," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.

Meski demikian, menurut Akbar, masih ada waktu untuk mengatur ulang strategi di internal partai. Partai harus meningkatkan dukungan di pemilu legislatif 2014 agar tetap bisa mengusung Ical sebagai capres.

"Ini pelajaran bagi Golkar dalam menghadapi agenda politik di waktu mendatang. Memang penetapan Alex jadi calon dari Golkar tidak sejalan dengan sistem yang sudah terbangun, yakni survei. Kami tidak tahu apakah survei Alex bagus. Tiba-tiba sudah ada nama Alex. Mungkin ada pertimbangan khusus untuk memilih Alex. Tapi pertimbangan khusus, kalau tidak mendapat suara, akhirnya malah membuat sedih," pungkas Akbar.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, pihaknya tentu mengevaluasi hasil Pilkada DKI Jakarta itu. Namun, menurut dia, jangan membandingkan kekalahan Golkar di DKI dengan pemilu di tingkat nasional nantinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com