Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ical Klaim Rakyat Ingin Dirinya Jadi Presiden

Kompas.com - 29/06/2012, 10:37 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical mengklaim bahwa rencana penetapan dirinya sebagai calon presiden di Pemilu 2014 merupakan implementasi dari aspirasi kader Golkar di daerah, bahkan rakyat Indonesia.

Hal itu disampaikan Ical saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III Partai Golkar di Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6/2012). Hadir para pengurus Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Daerah serta kader Golkar.

Ical mengklaim bahwa penetapan dirinya sebagai capres berjalan dengan demokratis dan sesuai dengan konstitusi partai. Adapun klaim bahwa rakyat menginginkan dirinya menjadi pemimpin negara mengacu pada hasil jajak pendapat berbagai lembaga survei.

Ical mengutip hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia yang menempatkan dirinya di posisi ketiga dengan angka 17,5 persen. Di atas Ical, masih ada dua tokoh dari parpol lain, yakni Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (18,3 persen) dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (18 persen).

Selain itu, Ical mengutip hasil survei terbaru dari Asia Pacific Association of Political Consultants yang menyebut dirinya telah berada di urutan teratas dengan perolehan angka 22 persen.

"Saya sudah roadshow desa ke desa untuk meningkatkan elektablitas partai dan figur calon presiden dari Partai Golkar. Ada antusiasme dan dukungan yang luar biasa besar, terutama kaum muda dan pemilih pemula," kata Ical.

Rapimnas itu bakal digelar hingga Sabtu besok. Agenda Rapimnas di antaranya mendengarkan laporan dari organisasi massa sayap Golkar, pengurus daerah, dan tanggapan dari pengurus pusat. Rapimnas juga akan meminta kesediaan Ical menjadi capres, pengesahan Ical sebagai capres, hingga pembacaan keputusan Rapimnas terkait pencapresan.

Terakhir, deklarasi pencalonan Ical sebagai Presiden akan dilaksanakan di Sentul International Convention Center di Sentul, Bogor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com