Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beramai-ramai Kawal Anas, Pengurus Demokrat Enggan Disebut Pencitraan

Kompas.com - 27/06/2012, 12:56 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat mengawal Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menghadiri pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (27/6/2012). Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustofa mengatakan, kedatangan sejumlah kader partai ini merupakan wujud solidaritas Partai Demokrat.

"Ini solidaritas teman-teman pengurus partai memang tinggi. Enggak ada soal adanya perpecahan," kata Saan di gedung KPK, Jakarta, Rabu (27/6/2012). Selain Saan, pengurus DPP Partai Demokrat yang ikut mengawal Anas di antaranya Ketua Divisi Komunikasi Partai Demokrat Andi Nurpati, Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Deny Kailimang, serta Ketua DPP Partai Demokrat I Gede Pasek.

Saan juga menegaskan kalau kedatangan sejumlah kader Partai Demokrat ini bukanlah sekadar pencitraan. "Ini bukan pencitraan kalau Demokrat solid, memang enggak ada masalah," ujarnya.

Kehadiran kader Partai Demokrat di Gedung KPK pagi ini, katanya, inisiatif kader secara spontan. Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan partai menghadapi pemeriksaan Anas di KPK hari ini. Saan juga mengaku tidak mendapat pesan khusus dari Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengawal Anas.

"Ini dukungan moril saja, enggak ada arahan sama sekai, apalagi kalau tahunya dua hari yang lalu, lebih banyak lagi kali yang datang," ucap Saan.

KPK memeriksa Anas terkait penyelidikan proyek Hambalang. Saat memasuki Gedung KPK pagi tadi, Anas mengatakan berterima kasih kepada KPK karena telah memberinya kesempatan untuk mengklarifikasi tuduhan-tuduhan soal keterlibatannya dalam proyek Hambalang.

Keterlibatan Anas dalam proyek Hambalang pertama kali diungkapkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, dalam sejumlah kesempatan. Nazaruddin mengatakan kalau Anas-lah yang mengatur proyek tersebut. Mantan anggota DPR itu bahkan menyebut hasil korupsi proyek itu digunakan Anas untuk biaya pemenangannya dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010.

Pernyataan Nazaruddin ini pun dibantah Anas. "Yakinlah, Rp 1 (serupiah) saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas (Monumen Nasional di Jakarta)," kata Anas, menolak tudingan terlibat korupsi proyek Hambalang tersebut. Saan mengatakan, pihaknya yakin kalau Anas tidak terlibat dalam kasus Hambalang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

    Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

    Nasional
    KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

    KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

    Nasional
    Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

    Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

    Nasional
    Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

    Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

    Nasional
    Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

    Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

    Nasional
    Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

    Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

    Nasional
    Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

    Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

    Nasional
    Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

    Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

    Nasional
    Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

    Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

    Nasional
    Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

    Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

    Nasional
    KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

    KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

    Nasional
    Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

    Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

    Nasional
    KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

    KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

    Nasional
    Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

    Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

    Nasional
    KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

    KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com