Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Separuh Negara di Dunia Tidak Capai MDGs

Kompas.com - 23/06/2012, 08:29 WIB

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, barangkali lebih dari separuh negara di dunia tidak bisa mencapai seluruh sasaran yang telah ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada 2015.

"Sejak MDGs disusun dari Konferensi Rion 1992, dalam implementasi 20 tahun kemudian tidak semua sasaran atau target MDGs bisa dicapai. Ini realitas tanpa mencari siapa yang bersalah dan bertanggung jawab pada tingkat global," kata Presiden Yudhoyono dalam keterangan pers di Rio de Janeiro, Brasil, Jumat (22/6/2012) waktu setempat atau Sabtu (23/6/2012) WIB.

Delapan target MDGs yang tidak mampu dicapai semua negara itu meliputi mengurangi kemiskinan absolut, melakukan pendidikan dasar, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender, mengurangi kematian anak dan balita, mengurangi kematian ibu melahirkan, mengatasi penyakit menular seperti HIV dan malaria, pengelolaan lingkungan yang baik, dan kerja sama internasional untuk mencapai MDGs.

"Indonesia sendiri hampir pasti pada 2015 nanti ada sasaran yang bisa dicapai, ada yang lebih, dan ada satu dua yang kita masih harus berjuang mudah-mudahan bisa tembus sesuai dengan sasaran yang kita capai," katanya.

Becermin pada realitas itu maka para pemimpin dunia kembali berkumpul di Rio de Janeiro, 20-22 Juni 2012, untuk menggelar Konferensi Rio+20 guna memastikan bahwa komitmen yang dituangkan dalam kerangka MDGs betul-betul membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat dunia.

"Apa yang diungkapkan oleh para pemimpin dunia itu adalah the what, the why, dan the how (mengapa MDGs belum tercapai)," katanya.

Dalam Konferensi Rio+20 yang berlangsung di Riocentro yang terletak di pinggiran Rio de Janeiro, sekitar 192 pemerintah dari seluruh dunia dan 23 organisasi internasional menyampaikan pandangannya tentang pelaksanaan MDGs selama 20 tahun terakhir dalam sejumlah sesi panel. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pandangannya pada sesi panel ketiga dan menjadi pembicara ke-13. Dalam pidatonya, Presiden menggarisbawahi mengenai kebijakan Indonesia untuk menerapkan ekonomi hijau dan menjaga ekosistem laut melalui program ekonomi biru.

Lebih lanjut, Presiden mengatakan bahwa dalam beberapa kesempatan, pengertian MDGs sering direduksi hanya urusan negara berkembang atau bagaimana negara-negara itu mengatasi kemiskinan absolut. "Tidak (seperti itu). Ada kewajiban dunia, ada kewajiban negara-negara maju agar MDGs itu bisa dicapai," kata Presiden merujuk pada sasaran ke delapan MDGs.

Presiden Yudhoyono berada di Rio de Janeiro untuk menghadiri KTT Rio+20 atau KTT PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan. Seusai melakukan kunjungan kerja ke Rio de Janeiro, Presiden dijadwalkan melanjutkan perjalanannya ke Ekuador untuk melakukan kunjungan kenegaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com