Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisaris PT Bhakti Investama "No Comment"

Kompas.com - 20/06/2012, 12:36 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisaris PT Bhakti Investama Tbk, Antonius Z. Tonbeng, memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (20/6/2012). Antonius yang tiba di Gedung KPK, Kuningan, sekitar pukul 09.50 WIB tersebut diperiksa sebagai saksi terkait penyidikan kasus dugaan suap restitusi pajak PT Bhakti Investama Tbk (BHIT).

"Saya datang hanya untuk memenuhi panggilan," kata Antonius saat memasuki Gedung KPK, Jakarta.

Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, secara terpisah mengatakan, Antonius akan dimintai keterangan sebagai saksi untuk salah satu tersangka kasus itu, Tommy Hindratno. Selain Tommy, KPK juga menetapkan pengusaha James Gunarjo sebagai tersangka karena diduga bertransaksi suap Rp 280 juta terkait kepengurusan restitusi pajak BHIT. Diduga, James merupakan orang suruhan PT Bhakti Investama Tbk.

Saat ditanya keterkaitan dirinya dengan James, Antonius mengatakan, "No comment". Dia juga mengucapkan kalimat yang sama saat ditanya apakah mengenal James atau tidak. Antonius yang mengenakan setelan jas hitam itu enggan bicara banyak soal restitusi atau pengembalian pajak BHIT.

"Wah, enggak ngerti saya, saya hanya penuhi panggilan dulu," ucapnya.

Pada 8 Juni 2012 lalu, KPK meminta Imigrasi mencegah Antonius terkait penyidikan kasus dugaan suap ini. Alasannya, jika sewaktu-waktu Antonius dibutuhkan keterangannya, yang bersangkutan tidak sedang berada di luar negeri. Terkait pencegahan dirinya itu, Antonius mengaku tidak tahu mengapa KPK mencegah dirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com