Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Hanya Unggul di Survei?

Kompas.com - 18/06/2012, 00:10 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar berkali-kali digadang-gadang memenangi Pemilu 2014. Lembaga survei yang santer menyebut Golkar sebagai jawara di Pemilu 2014 ini, misalnya, Lingkaran Survei Indonesia yang dimiliki Denny JA.

Kendati banyak yang meragukan, LSI tetap mengklaim perkiraan ini berdasarkan survei. Pada Minggu (17/6/2012), LSI kembali mengklaim Golkar dan PDI-P mengungguli Demokrat pada Pemilu Legislatif 2014 (lihat link berikut ini).

Klaim ini didasarkan hasil survei terhadap 1.200 responden di Indonesia dengan metode multistage random sampling dan margin of error 2,9 persen. Survei dilakukan 2-11 Juni 2012.

Menanggapi hal ini, Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Andi Nurpati, mengatakan, hasil survei dan hasil pemilu tak selalu sejalan.

Andi Nurpati, yang loncat pagar dari KPU ke partai penguasa mengatakan, hasil survei 2004 dengan hasil pemilu berbeda. "Kalau hanya berdasarkan survei, tidak perlu ada pemilu. Survei juga bukan hasil pemilu," kata Andi di Jakarta, Minggu (17/6/2012).

Sementara itu, politisi senior PD Ahmad Mubarok mengatakan, dirinya ragu bahwa Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dan partainya akan merajai pemilu 2014 (lihat link berikut ini).

Mubarok, yang menerima hasil LSI, mengatakan, pilihan masyarakat pada saat ini hingga 2014 dapat berubah. Bahkan, Mubarok menyebut, partai sepuh di Indonesia tersebut hanya menang di tataran survei saja. "Bahwa kader Golkar banyak, iya. Programnya bagus, iya," sambung Mubarok.

Menurut Mubarok, hasil survei LSI bahwa Golkar akan memeroleh sekitar 20 persen suara jika pemilu legislatif digelar pada hari ini, bisa berbeda dengan kenyataannya.

Sementara itu, terkait elektabilitas Demokrat yang anjlok, Mubarok mengatakan, kondisi tersebut masih dapat berubah.

Kendati demikian, Mubarok mengakui bahwa tren elektabilitas memang menurun terkait dugaan keterlibatan sejumlah kadernya pada kasus-kasus korupsi, termasuk Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum dan Sekretaris Dewan Pembina PD Andi Mallarangeng.

"Survei LSI bukan akhir karena politik itu selalu dipengaruhi situasi terakhir. Dan soal situasi terakhir, kita masih punya waktu dua tahun," katanya.

Terlebih, Anas dan Andi masih diduga terlibat korupsi. Jika keduanya ternyata dinyatakan tidak terlibat, elektabilitas PD dapat kembali meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com