Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Cerita Soeharto tentang Om Liem

Kompas.com - 12/06/2012, 05:45 WIB

KOMPAS.com - Minggu pagi, 24 September 1995, udara di rumah joglo peternakan Tri S, Tapos, Bogor, dingin sekali. Tawa dan gelak silih berganti menggema di tempat sekitar 150 peserta Musyawarah Nasional Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia III berkumpul. Ada tawa spontan dan tawa yang dibuat-buat.

Tawa dan gelak itu pecah karena Presiden Soeharto bercerita tentang sahabatnya, Liem Sioe Liong atau Sudono Salim.

Dalam ceritanya, Soeharto banyak menirukan ucapan Liem. ”Beliau itu, kan, celat (cadel),” ujarnya. Ia mengklarifikasi anggapan, Liem dapat berbagai fasilitas usaha dari kekuasaannya sehingga bisa memonopoli usaha terigu dan semen.

Ketika itu, PT Bogasari Flour Mills dan PT Indocement Tunggal Perkasa tampak mencorong.

”Nah, sekarang saya buka saja mengenai masalah Bogasari. Itu (Bogasari) dibangun tahun 1970-an oleh yang bernama Om Liem. Dia, kan, pengusaha yang saya kenal sejak di Semarang. Dia datang kepada saya dengan suara celat mengatakan, ’Pak saya ini olang kelja, untuk lakyat apa yang halus saya lakukan’,” demikian cerita Soeharto.

Kata Soeharto, Liem datang minta tugas, mau kerja tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. ”Lalu saya bilang, kamu jangan hanya dagang saja, ...tapi industri yang dibutuhkan rakyat sekarang ini adalah pangan,” cerita Soeharto.

”Apakah punya teman di luar negeri untuk mendukung permodalan? Lalu dijawab ada. Baiklah kalau begitu, kamu mendirikan pabrik tepung terigu,” demikian Soeharto menceritakan dialognya dengan Liem.

Menurut Soeharto, yang diberi kesempatan soal semen dan gandum bukan hanya Liem. Beberapa pihak juga mendapat fasilitas izin mendirikan pabrik semen dan terigu. Akan tetapi, mereka tidak berkembang.

Di kesempatan lain, ketika menjelaskan soal Liem dan konglomerat lain, Soeharto pernah mengatakan. ”Pemerintah tetap punya kekuasaan mengendalikan mereka dan bisa mengarahkan kerjanya untuk rakyat banyak. Kalau mereka meninggal dunia, kekayaannya tidak bisa dibawa,” ujar Soeharto.

Kini Liem dan Soeharto sudah tiada. Tidak usah kita tanyakan apa yang mereka bawa. Kita lihat saja apa yang mereka wariskan. (J Osdar)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com