Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Muda Lebih Suka Golkar Dibanding PDI-P

Kompas.com - 07/06/2012, 14:34 WIB
Kiki Budi Hartawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemuda berusia di bawah 30 tahun lebih menyukai Partai Golkar dibanding Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Survei yang dilakukan Indo Barometer mendapati, jika pemilihan umum dilakukan hari ini, Partai Golkar lebih banyak menangguk suara orang muda ketimbang PDI-P.

"Golkar paling tinggi, mendapatkan 16,8 persen. Nomor dua kita (PDI-P), mendapatkan 13,7 persen. Yang ketiga Gerindra, 9,8 persen. (Perolehan suara PDI-P) selisih 2 persen dengan Golkar. Ini membuktikan dalam survei kita obyektif," ungkap Maruarar Sirait, Ketua DPD PDI-P Bidang Pemuda, di Kantor DPP PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (7/6/2012).

PDI-P meminta Indo Barometer melakukan survei untuk mengevaluasi posisi partai di mata pemilih. Survei yang dilakukan di 33 provinsi dengan jumlah responden 1.200 orang tersebut menggunakan metode multistage random sampling atau sampling acak bertingkat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung dan menggunakan kuesioner pada 8-19 Mei 2012.

Pemilih muda adalah pemilih potensial. Menurut Maruarar, ada sekitar 100 juta pemilih muda berusia di bawah 30 tahun yang akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2014.

"Ini merupakan tantangan dan masukan untuk kita. Lebih bagus, kita menyadari tahun 2012, bukan 2014. Pemilu masih 2 tahun lagi," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan, pilihan responden atas satu partai didasarkan pada alasan suka dengan tokoh partai dan menginginkan perubahan.

"Secara teori seharusnya bila ingin perubahan, mereka tidak lagi memilih partai yang berada di dalam pemerintahan, tetapi memilih partai oposisi, seperti PDI-P," ujarnya. Seperti diketahui, seusai Pemilu 2009, PDI-P memosisikan diri sebagai partai oposisi. Sementara itu, Golkar memilih bergabung dengan partai-partai koalisi pendukung pemerintah.

Sebelumnya, popularitas Partai Golkar juga terungkap dalam survei yang dilakukan Sugeng Sarjadi Syndicate. Partai Golkar berada di peringkat pertama dengan perolehan 23 persen, diikuti PDI-P dengan perolehan 19,6 persen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com