Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan Rendah, Ical Tetap "Pede"

Kompas.com - 07/06/2012, 06:08 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tetap percaya diri dan optimistis akan menang dalam Pilpres 2014 nanti meski popularitas dan elektabilitasnya di bawah calon lain.

Namanya berada di urutan keempat survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS). Dukungan paling tinggi diperoleh Prabowo Subianto, diikuti Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla.

"Golkar memang harus kerja keras terus untuk menang pemilu. Namun, waktu saya mau jadi Ketum Golkar, survei di bawah calon lain, tapi menang kan. Begitu juga dengan Pemilu Presiden nanti," ujar pria yang akrab disapa Ical ini, di acara "Bung Karno di Mata Dunia, 111 tahun Gagasan & Tindakan", Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2012) malam.

Ical juga tampaknya tak ambil pusing dengan survei yang menyebut Prabowo dan Jusuf Kalla menjadi pasangan terpopuler untuk Pemilu 2014. "Bagus, bagus itu. Yang penting Golkar tetap nomor satu," tuturnya.

Menanggapi berbagai tawaran dari partai lain untuk mengusung Jusuf Kalla jadi capres, Ical justru tak khawatir. Ia menyatakan bangga rekan politisinya itu dilirik partai lain. Hal itu, kata dia, menandakan bahwa kader Golkar memiliki kemampuan yang baik untuk memimpin. Saat ini Jusuf Kalla memang tengah diwacanakan menjadi capres dari Partai Nasdem dan PPP.

"Kalau di Golkar kan sudah enggak bisa lagi karena sudah ada keputusan bulat dari rapimnas. Kalau Pak JK dipilih yang lain, berarti tokoh-tokoh Golkar berisi orang-orang hebat," tandasnya.

Aburizal Bakrie sudah memastikan dirinya adalah tokoh Golkar yang pantas menjadi capres pada 2014 dengan dukungan dari kader Golkar di daerah. Namun, ia sempat tidak mengindahkan nasihat para tetua di Partai Golkar yang menyebut masih ada nama calon lain yang berpotensi.

Jusuf Kalla menjadi nama lain yang sempat akan diusung sebagian kader Golkar. Akibat ricuh di internal Golkar terdahulu ini, pengamat politik Soegeng Sarjadi menyarankan agar Ical tak memaksakan dirinya untuk maju. Pasalnya, elektabilitas dan kepopulerannya lebih rendah daripada Jusuf Kalla.

"Dalam politik tidak boleh memaksakan diri. Jajak pendapat adalah momen opname dari masyarakat, itu sentimen publik," terang Soegeng di Jakarta.

Ia menyatakan, jika elektabilitas Kalla lebih tinggi, justru akan menimbulkan keresahan baru di internal partai berlambang pohon beringin itu. Persaingan ketat di partai itu justru menimbulkan konflik baru yang bisa berujung saling menjatuhkan.

"Golkar kelihatannya akan sedikit ada riak gelombang kalau dipaksakan Ical. Aburizal lebih baik jadi king maker. Akan lebih disegani orang. Orang akan lebih takut kalau dia jadi king maker," tuturnya.

Di sisi lain, Soegeng mengimbau Jusuf Kalla memberikan peluang untuk kaum muda Golkar yang berpotensi untuk maju dalam Pilpres 2014. Menurutnya, masa Kalla untuk berjaya sudah lewat. Saatnya memberikan kesempatan baru untuk kandidat Golkar lainnya.

"Kalau ada partai yang mencalonkan, kalau JK tidak terpilih, nama baik yang sudah dia bangun akan hilang. Kalau saya jadi dia, saya memilih tidak (calonkan diri). Jadi ketua PMI bagus, jadi Ketua Dewan Masjid Indonesia juga bagus. Jangan terlalu terobsesi terhadap kekuasaan. Itu nasihat saya. Tokoh politik tidak harus jadi presiden atau wakil," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Nasional
    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com