JAKARTA, KOMPAS.com - Usulan sejumlah kader Partai Demokrat mengenai Ny Ani Yudhoyono sebagai calon presiden 2014, mengundang reaksi dari dalam kader Demokrat sendiri.
Rachland Nashidik, Sekretaris Departemen HAM DPP Partai Demokrat, dalam pernyataan persnya di Jakarta, Jumat (25/5/2012) ini, mengatakan, pernyataan kader-kader Demokrat mengenai Ibu Negara Ani Yudhoyono sebagai capres Demokrat 2014, perlu dipahami sebagai pernyataan pengakuan terhadap figur penting pendiri partai, ketimbang pernyataan ketetapan politik partai.
Rachland menambahkan, setiap kader Demokrat perlu berhati-hati untuk tidak menempatkan Presiden dan keluarganya dalam kekikukan politik.
"Setiap kader perlu menghormati kebebasan Presiden dan keluarganya untuk memiliki pertimbangan dan pilihan pribadi, bukan menggiring atau membatasinya, sekalipun itu dilakukan dengan niat baik," kata Rachland.
Dalam pelbagai kesempatan, Rachland mengingatkan, setidaknya sudah tiga kali Presiden memberi pernyataan bahwa manakala masa pengabdiannya pada negara berakhir, Presiden dan keluarganya memilih untuk beristirahat.
Konsekuensinya, Presiden memutuskan untuk tidak memajukan atau mengizinkan siapa pun dari anggota keluarganya untuk menjadi calon Presiden, sekalipun diminta dan diperjuangkan oleh partainya sendiri.
Selanjutnya Rachland mengatakan, keputusan tersebut didasari oleh keyakinan Presiden bahwa dirinya memiliki tanggungjawab untuk memberi teladan berdemokrasi, bukan saja kepada seluruh rakyat Indonesia, namun juga kepada keluarganya sendiri.
"Keyakinan dan pilihan pribadi tersebut bukan hanya perlu dihormati oleh setiap kader Demokrat, namun juga harus dipatuhi dan dilaksanakan," kata Rachland.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.