JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrat Benny K. Harman mengaku terusik bahkan malu selama menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Pasalnya, pascareformasi tahun 1998, korupsi tak kunjung berkurang, bahkan merajalela hingga tingkat desa.
Benny mengatakan, selama tujuh tahun berada di Komisi III DPR yang membidangi Hukum, dirinya selalu terganggu dengan pertanyaan dari berbagai kalangan, baik penggiat anti korupsi, akademisi, hingga konstituen di Nusa Tenggara Timur tentang korupsi.
"Mereka tanya, Pak Benny, Anda Ketua Komisi III yang menangani mafia hukum, tangani korupsi, tapi kenapa korupsi tetap merajalela. Di NTT pertanyaan itu sangat mengganggu. Mereka tanya, Anda dulu jadi anggota Komisi III, sekarang Ketua Komisi III. Anda katakan NTT paling korup, tapi tidak ada pejabat masuk bui?" kata Benny saat peluncuran buku karyanya "Negeri Mafia Republik Koruptor" di Jakarta, Jumat (25/5/2012) malam.
Seperti diketahui, Benny menjadi anggota Komisi III ketika periode 2004-2009 dan menjadi Ketua Komisi III sejak 2009 sampai 22 Mei 2012 . Kini, Benny ditempatkan sebagai Wakil Ketua Komisi VI DPR.
Benny mengatakan, pascareformasi, tak sedikit anggota Dewan yang terjerat kasus korupsi. Menurut Wakil Presiden Sout East Asian Parliamentarians Against Corruption (SEAPAC) itu, hal itulah yang membuat dirinya tak bangga menjadi anggota Dewan.
"Malu kita. Sampai naik pesawat pun kita malu. Begitu masuk, kita dituduh anggota Dewan. Lebih jahat lagi, (disebut) ini temannya Nazaruddin," cerita Benny disambut tawa para tamu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.