Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benny Mengaku Terusik dan Malu Jadi Anggota Dewan

Kompas.com - 25/05/2012, 21:17 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrat Benny K. Harman mengaku terusik bahkan malu selama menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Pasalnya, pascareformasi tahun 1998, korupsi tak kunjung berkurang, bahkan merajalela hingga tingkat desa.

Benny mengatakan, selama tujuh tahun berada di Komisi III DPR yang membidangi Hukum, dirinya selalu terganggu dengan pertanyaan dari berbagai kalangan, baik penggiat anti korupsi, akademisi, hingga konstituen di Nusa Tenggara Timur tentang korupsi.

"Mereka tanya, Pak Benny, Anda Ketua Komisi III yang menangani mafia hukum, tangani korupsi, tapi kenapa korupsi tetap merajalela. Di NTT pertanyaan itu sangat mengganggu. Mereka tanya, Anda dulu jadi anggota Komisi III, sekarang Ketua Komisi III. Anda katakan NTT paling korup, tapi tidak ada pejabat masuk bui?" kata Benny saat peluncuran buku karyanya "Negeri Mafia Republik Koruptor" di Jakarta, Jumat (25/5/2012) malam.

Seperti diketahui, Benny menjadi anggota Komisi III ketika periode 2004-2009 dan menjadi Ketua Komisi III sejak 2009 sampai 22 Mei 2012 . Kini, Benny ditempatkan sebagai Wakil Ketua Komisi VI DPR.

Benny mengatakan, pascareformasi, tak sedikit anggota Dewan yang terjerat kasus korupsi. Menurut Wakil Presiden Sout East Asian Parliamentarians Against Corruption (SEAPAC) itu, hal itulah yang membuat dirinya tak bangga menjadi anggota Dewan.

"Malu kita. Sampai naik pesawat pun kita malu. Begitu masuk, kita dituduh anggota Dewan. Lebih jahat lagi, (disebut) ini temannya Nazaruddin," cerita Benny disambut tawa para tamu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com