Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasionalisme Elit Bangsa Patut Dipertanyakan

Kompas.com - 30/04/2012, 16:29 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Penyikapan secara tegas dan bermartabat terhadap berbagai kasus pelecehan bangsa maupun atas penistaan kedaulatan negara yang kerap dilakukan Malaysia, sejauh ini memang cenderung diabaikan elit nasional.

Hal itu bisa jadi pertanda semakin merosotnya nilai nasionalisme di kalangan pemimpin nasional.

"Ini amat memprihatinkan. Sebagai anal bangsa, dan semua komponen bangsa perlu menumbuhkan kembali komitmen dan rasa nasionalisme keindonesiaan," ujarn Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan di Jakarta, Senin (30/4/2012).

Menurut Syahganda, kepemimpinan elit nasional yang mengendalikan pusat pemerintahan dan politik kepartaian tidak berperan signifikan dalam mengedepankan semangat nasionalisme, yang seharusnya merespon keras kasus penyeborotan wilayah kedaulatan negara oleh pihak Malaysia.

"Termasuk, kasus tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang diberondong tembakan lima polisi Malaysia hingga tewas mengenaskan, juga membuktikan para elit kita kehilangan jati dirinya sebagai tokoh bangsa," jelasnya.

Karena itu, ia tak merasa heran mengapa Presiden Susilo Bambang Yudoyono, atau Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Abdurizal Bakrie dan Megawati Seokarnoputri serta pemimpin partai politik lainnya tidak bersuara lantang menghadapi Malaysia, terkait tragedi penembakan memilukan para TKI tersebut.

"Lalainya sikap elit nasional atas kematian tiga TKI itu bukan lagi semata-mata lamban namun justru tergolong kurang peduli pada nasib anak bangsanya sendiri," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com