Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angie Tidak Takut Dijerat Pasal Pencucian Uang

Kompas.com - 29/04/2012, 16:16 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Angelina Sondakh tidak takut jika Komisi Pemberantasan Korupsi menjeratnya dengan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU) di samping pasal korupsi. Angelina atau Angie ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait pembahasan anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta di Kementerian Pendidikan Nasional.

"Tidak apa-apa, silakan saja, apapun pasalnya yang mau dijeratkan, silahkan," kata kuasa hukum Angelina, Teuku Nasrullah, di gedung KPK, Jakarta, Minggu (29/4/2012).

Nasrullah mempersilakan KPK mendakwa kliennya dengan pasal apapun asalkan sesuai dengan alat bukti. Semua tuduhan KPK itu, katanya, akan dibuktikan benar atau tidaknya dalam proses persidangan nanti.

"Masukin saja semua pasalnya dulu, nanti kita lihat mana yang terbukti,"ucap Nasrullah.

Dalam kasus dugaan suap pembahasan anggaran ini, Angelina selaku anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat diduga menerima pemberian atau janji. Namun belum diketahui berapa nilai yang diduga diterima Angelina.

Saat bersaksi dalam persidangan kasus suap wisma atlet, Wakil Direktur Keungan Grup Permai, Yulianis, dan Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manulang, mengungkapkan, kalau Grup Permai menggelontorkan uang Rp 2 miliar dan  Rp 3 miliar ke Angelina dan I Wayan Koster.

Saat ditanya soal tuduhan penerimaan uang ini, Nasrullah mengatakan, KPK harus menunjukkan bukti aliran dana ke kliennya seperti yang dituduhkan tersebut.

"Harus ada proses verifikasi, justifikasi, validasi, " katanya. Selebihnya, Nasrullah enggan menjelaskan dengan alasan belum mendengarkan keterangan kliennya soal kasus ini.

Sejumlah kalangan menilai, di samping kasus korupsi, Angelina sangat mungkin juga dijerat kasus dugaan tindak pidana pencucian uang. Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz mengatakan, tindak pidana asal untuk menjerat Angelina dengan pasal TPPU sudah jelas.

"Kasus Nazaruddin telah terbukti fee yang dibagi-bagikan berasal dari tindak pidana korupsi. Artinya predicate crime-nya sudah ditemukan," kata Donal.

Penyidik KPK, katanya, tinggal mencari modus pencucian yang mungkin dilakukan Angelina. Mantan putri Indonesia itu dapat dijerat sebagai pelaku tindak pidana pencucian uang pasif ataupun aktif. "Penyidik KPK akan menentukan salah satunya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com