Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelalaian KBRI Tetap Harus Dipersoalkan

Kompas.com - 28/04/2012, 12:08 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meskipun berdasarkan hasil otopsi ketiga jenazah tenaga kerja Indonesia yang tewas di Malaysia disebutkan tidak ditemukan adanya organ tubuh yang hilang, kelalaian Kedutaan Besar RI di Malaysia tetap harus dipersoalkan. Pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia dinilai harus tetap bertanggung jawab.

"Itu harus tetap dipersoalkan," kata Direktur Migrant Care, Anis Hidayah, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (28/4/2012).

Anis mengatakan, pihak Kemenlu telah melanggar Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri. Dalam UU itu, kata Anis, Pemerintah Indonesia harus menyampaikan informasi kepada keluarga paling lama tiga hari setelah kematian. Selain itu, pemerintah juga wajib mencari tahu penyebab kematian serta memfasilitasi pemulangan jenazah kepada keluarga.

Seperti diberitakan, insiden penembakan ketiga TKI oleh aparat Kepolisian Diraja Malaysia diketahui terjadi pada 24 Maret 2012 lalu. Namun, perwakilan Pemerintah RI di Malaysia baru dikabari pada 2 April 2012. Pemerintah, kata Anis, juga baru bergerak mengusut ketika kasus itu diributkan berbagai pihak sekitar tanggal 23 April 2012.

"Semestinya pemerintah proaktif. Pemulangan ketiga jenazah juga oleh jasa pemulangan jenazah, bukan KBRI. Keluarga harus membayar Rp 13 juta per jenazah. KBRI juga tidak mengecek sebab-sebab kematian," kata Anis.

Anggota Komisi I DPR, Poempida Hidayatullah, mengatakan, masalah utama kasus itu bukan pada ada atau tidaknya organ tubuh yang hilang. Namun, pada peristiwa penembakan. Dia mempertanyakan keterangan sejumlah polisi saat itu yang mencapai lima orang, sedangkan TKI hanya tiga orang.

"Kalau ditembak ke atas tidak mungkin berani melawan," kata pria yang baru dilantik sebagai anggota DPR ini.

Juru Bicara Kemenlu Michael Tene tampak tidak tegas mengakui adanya kesalahan pihak KBRI di Malaysia. Dia hanya mengakui bahwa memang ada kekurangan dari pihaknya, dalam hal ini Kemenlu. Namun, kata Tene, pihaknya terus melakukan evaluasi dan memperbaiki sistem yang ada. Terkait biaya pemulangan jenazah yang dibebankan kepada keluarga, pihak Kemenlu juga akan membantu.

"Kalau ada pengeluaran, kami siap bantu keluarga," kata Michael.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com