Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Malaysia Minta Maaf

Kompas.com - 28/04/2012, 05:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pemerintah Malaysia meminta maaf dan mengakui telah terlambat memberitahukan kepada pihak Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur terkait kematian tiga tenaga kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Barat. Hasil otopsi yang dilakukan Tim Forensik Mabes Polri, organ ketiga jenazah itu dinyatakan utuh. Namun, keluarga masih meragukan hasil tersebut.

”Kepada tim Kemlu, yang kami kirim ke sana (Malaysia), mereka meminta maaf lantaran terlambat menyampaikan informasi ke KBRI soal kematian ketiga TKI itu. Pengakuan yang sama disampaikan Kepolisian Malaysia,” kata Menlu Marty Natalegawa, Jumat (27/4), seusai gelar jumpa pers bersama Mabes Polri di kantor Kemlu, Pejambon, Jakarta.

Insiden penembakan ketiga TKI oleh aparat kepolisian Malaysia diketahui terjadi 24 Maret 2012. Akan tetapi, perwakilan RI di Malaysia baru dikabari pada tanggal 2 April 2012. Ketiga TKI, Abdul Kadir Jaelani, Herman, dan Mad Noor, tewas ditembak aparat Kepolisian Diraja Malaysia setelah dicurigai akan merampok.

Kontroversi mencuat saat ketiga jenazah tiba di Tanah Air dan pihak keluarga curiga dengan bekas-bekas jahitan di tubuh mereka. Keluarga khawatir ketiganya menjadi korban perdagangan organ manusia secara ilegal.

”Sekarang tinggal menunggu hasil kerja tim investigasi yang dibentuk Pemerintah Malaysia untuk menjelaskan kejadian yang berujung pada kematian ketiga TKI tadi,” ujar Marty.

Menurut Marty, Pemerintah Malaysia telah sepakat membentuk tim investigasi khusus yang hasil penyelidikannya akan diserahkan kepada Kejaksaan Agung Malaysia. Tim investigasi akan menelusuri dan mengumpulkan informasi seputar kejadian, mulai dari aparat kepolisian yang menangani kasus itu, para saksi mata di lokasi kejadian, sampai ke pihak pelapor.

Tim dari Kemlu yang dipimpin Staf Ahli Menlu Bidang Kerja Sama Institusi Suprapto Martosetomo sejak 24 April 2012 mendatangi dan mengumpulkan data terkait dari Rumah Sakit Port Dickson, Negeri Sembilan, Kemlu, dan Mabes Kepolisian Diraja Malaysia. Mereka juga bertemu lima dokter yang melakukan proses otopsi.

Penjelasan Polri

Dalam jumpa pers di Kemlu, Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen (Pol) Musaddeq Ishaq menjelaskan, pihaknya telah memverifikasi dengan menggelar otopsi atas ketiga jenazah, bekerja sama dengan Tim Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Otopsi selama dua hari itu dilakukan secara independen dan transparan. Kesimpulannya, penyebab kematian adalah luka tembak di kepala dan dada kiri.

”Seluruh organ vital tubuh (mereka) seperti mata, otak, jantung, hati, ginjal, dan lainnya dalam keadaan lengkap. Semua bekas jahitan di tubuh ketiga jenazah adalah bekas irisan pisau bedah untuk keperluan otopsi oleh dokter ahli forensik,” papar Musaddeq.

Hasil otopsi yang dilakukan di dalam negeri itu memastikan, dugaan adanya organ-organ tubuh ketiga jenazah TKI yang hilang, atau bahkan diperjualbelikan secara ilegal, tidak terbukti.

Musaddeq menolak merinci luka tembak yang ada di tubuh ketiga jenazah TKI karena hal itu masuk kategori rahasia kedokteran. ”Prosedur operasi standar proses otopsi oleh kedokteran forensik di seluruh dunia sama. Intinya, seluruh organ yang ada kaitan dengan kejadian harus dikeluarkan, termasuk organ otak. Juga jika bagian matanya kena, ya harus dikeluarkan (bola) matanya,” ujar Musaddeq.

Setelah itu, pemeriksaan secara rinci dilakukan untuk menentukan kelainan atau penyebab kematian. Selesai otopsi, organ-organ tersebut dikembalikan ke dalam tubuh jenazah.

”Dengan pertimbangan menjaga unsur kosmetika, bisa saja ditambahkan atau dimasukkan unsur lain seperti kapas, plastik, atau apa pun agar bentuknya bisa rapi kembali saat jenazah dikembalikan,” ujar Musaddeq.

Kemarin, Tim Forensik dan Identifikasi Polda NTB juga mengotopsi jenazah Misdar alias Mad Noor, TKI asal Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. Dengan selesainya otopsi Mad Noor, proses otopsi ketiga jenazah TKI dari Lombok Timur, NTB, yang meninggal di Malaysia, selesai. Sehari sebelumnya diotopsi jenazah Herman dan Abdul Kadir Jaelani, keduanya dari Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur.

Proses otopsi jenazah Mad Noor disaksikan kakak almarhum, yakni Nurmawi dan Sahudin. Menurut Nurmawi, pada jenazah Mad Noor tampak bekas jahitan di bagian belakang kepala dan tubuh. Bagian dalam tubuh, termasuk isi kepala, masih ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com