Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Malaysia!

Kompas.com - 27/04/2012, 20:23 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia harus mengutuk keras Pemerintah Malaysia sekaligus mempertimbangkan kelangsungan hubungan diplomatik kedua negara, akibat terjadinya pemberondongan tembakan oleh lima polisi Malaysia pada 24 Maret lalu di sekitar pelabuhan Port Dickson, Negeri Sembilan negara.

Akibat penembakan tersebut tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat mengalami kematian mengenaskan.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan di Jakarta, Jumat (27/4/2012) malam. Ia juga memuji langkah Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) karena dipandang tanggap menghadapi kasus yang menistakan bangsa tersebut.

"Saya memuji Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat yang begitu aktif mengutuk pihak Malaysia dalam kasus tewasnya tiga TKI itu," tegasnya.

Menurut Syahganda, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak boleh terus-menerus bersikap lemah menghadapi negara jiran itu, apalagi sejauh ini cukup banyak tindakan Malaysia yang bertendensi melecehkan negara serta rakyat Indonesia.

"Presiden SBY perlu menjaga kehormatan bangsa di atas segalanya, dengan tidak saja mengutuk keras Malaysia, namun harus mengutamakan pemutusan hubungan kedua negara," katanya.

Ia menjelaskan, sikap Malaysia yang terlampau sering meremehkan kedaulatan negara maupun rakyat Indonesia harus dihentikan. Pasalnya, bangsa ini akan semakin dihinakan oleh Malaysia jika selalu bersikap lembek atau justru mendiamkan.

"Kita ini bangsa yang besar dan punya sejarah dihormati oleh bangsa-bangsa lain, jadi tidak boleh takut sedikit pun sama Malaysia yang merupakan negara kecil," tegasnya.

Terkait penembakan membabi-buta aparat polisi Malaysia pada tiga TKI NTB masing-masing Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), serta Mad Nur (28), Syahganda menilai kepolisian Malaysia melakukan kesalahan fatal yang tidak bisa dimaafkan.

"Seharusnya, kan tidak perlu diberondong dengan tembakan. Lima orang polisi bersenjata melawan tiga TKI saja sudah tidak berimbang, sehingga cukup dilakukan dengan cara melumpuhkan," tambahnya.

Ia selanjutnya mengharapkan Indonesia membawa kasus penembakan brutal itu ke Mahkamah Internasional agar membuat jera Pemerintah Malaysia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    Nasional
    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    Nasional
    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    Nasional
    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com