Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Tambora Itu Tak Pernah Sampai ke Jero Wacik

Kompas.com - 22/04/2012, 06:52 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persahabatan antara Menteri ESDM Jero Wacik dan wakilnya almarhum Widjajono Partowidagdo telah berlangsung sekitar 42 tahun lamanya.

Kedekatan mereka terjalin saat menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung. Saat itu, Jero mengambil studi Teknik Mesin, sementara Widjajono belajar di Teknik Perminyakan.

Hari terakhir, bertemu Widjajono, Jero mengaku sempat meminta foto Gunung Tambora, yang akan didaki sahabatnya itu. Namun, sang profesor nyentrik itu, ternyata menghembuskan nafas terakhirnya di Gunung Tambora, sebelum memberikan foto-foto terbaiknya dari ketinggian 2500 meter itu.

"Dia minta izin sama saya mau ke Tambora. Karena saya tidak bisa ikut, saya minta dibawakan foto-fotonya, supaya saya bisa lihat bagaimana pemandangan dari atas Tambora," jelas Jero di rumah duka, Sabtu (21/4/2012). "Tapi rupanya Tuhan berkehendak lain," sambung Jero.

Ia menyatakan banyak belajar perminyakan dari sosok Widjajono selama ini. Oleh karena itu, ia merasa sangat kehilangan sahabat sekaligus rekan kerjanya itu. "Kami sangat dekat dengan perbedaan karakter. Beliau modelnya nyentrik, rambutnya kusut gondrong, tapi hatinya tidak kusut. Dia memimpin dengan baik. Baru beberapa bulan mengajarkan saya, dia pergi tinggalkan saya," kenang Jero.

Sejak akhir tahun 2011, Widjajono, pria yang selalu tampil sederhana itu telah ditunjuk oleh orang nomor satu di Indonesia untuk menjadi menjadi wakil menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).

Prof. Widjajono Partowidagdo, Ph.D dipilih karena dianggap berdedikasi tinggi dalam mengembangkan bidangnya.

Pria yang meraih gelar sarjana teknik dari Program Studi Teknik Perminyakan ITB pada 1975 ini juga merupakan anggota Dewan Energi Nasional (DEN).

Pemikirannya tentang energi nasional kerap didengungkan lewat media, terutama sejak menjadi Wamen ESDM.

Ia adalah Guru Besar dalam bidang Ekonomi dan Pengelolaan Lapangan Migas pada Fakultas Teknologi Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB. Meski bergerak dalam kesibukan sebagai Wamen, ia tak melupakan hobinya untuk menikmati wisata alam dan aktif mendaki gunung.

Selain Tambora, saksi terakhir petualangannya di gunung, sang profesor juga pernah mendaki Gunung Himalaya di India dan Elbrus di Moskow, Rusia. Semua itu abadikan dalam gambar, karena kecintaannya pada fotografi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com