Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hemat Energi, SBY Naikkan Suhu AC di Istana

Kompas.com - 10/04/2012, 17:24 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikatakan akan memimpin gerakan penghematan nasional yang dicanangkan menyusul meroketnya harga minyak mentah dunia.

Salah satu bentuk penghematan yang diambil Kepala Negara adalah menaikkan suhu pendingin ruangan yang ada di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

"Yang saya dengar, arahan dari Presiden pada Senin kemarin, (pendingin ruangan) sudah di-set 25 derajat celsius," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/4/2012).

Tak hanya di Kantor Presiden, hal serupa juga dilakukan di bangunan di Kompleks Istana Kepresidenan lainnya, termasuk seperti Istana Negara, Istana Merdeka, dan Bina Graha. Secara berkelakar, Julian mengatakan, para tamu di Kompleks Istana Kepresidenan, termasuk jurnalis, akan merasa suhu yang hangat.

Menaikkan suhu pendingin ruangan dipandang salah satu bentuk penghematan energi. "Kami harapkan instansi pemerintahan,  kementerian, dan lembaga negara lainnya mengikuti," kata Julian.

Dia menambahkan, bentuk penghematan ini akan berlangsung konsisten. Bentuk penghematan lainnya, sambung Julian, lampu-lampu yang berada di Kompleks Istana Kepresidenan tidak ada yang dinyalakan pada waktu siang hari.

"Seperti di gedung ini (Bina Graha), tidak ada lampu yang hidup karena kita masih memiliki penerangan dari luar," kata Julian sambil menunjukkan lampu di sekitar Gedung Bina Graha.

Lima program penghematan sebelumnya, Presiden mangatakan, ada lima kebijakan terkait penghematan nasional. Kebijakan pertama adalah terkait pengamanan APBN-P 2012. Ada sejumlah langkah yang ditetapkan ketika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Kedua, kebijakan peningkatan penerimaan negara. Saya melihat masih ada peluang untuk itu. Misalnya dari sektor pertambangan tertentu. Bukan menggenjot pajak di segala lini," kata Presiden ketika membuka rapat terbatas bidang ekonomi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/4/2012).

Ketiga, Presiden akan mengeluarkan instruksi presiden dan peraturan presiden terkait penghematan energi secara total. Keempat, kebijakan penggunaan gas domestik.

"Ini kita harapkan bisa mendorong industri, sektor riil, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa kita jaga. Ini sekaligus berkaitan dengan mengatasi masalah kelistrikan. Dengan demikian, konsumsi BBM untuk pembangkit listrik bisa kita turunkan," kata Presiden.

Kelima, Kepala Negara ingin agar investasi ditingkatkan. Peningkatan investasi membutuhkan iklim dan aturan yang kondusif bagi pengembangan investasi. "Kalau ini dikelola dengan baik, saya optimistis ekonomi bisa kita jaga, dan manakala ada gejolak baru, kita pastikan bahwa kita mempunyai solusi," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com