JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Sosial Salim Segaf Al'Jufrie, yang juga politisi Partai Keadilan Sejahtera, mengatakan, partainya memiliki niat untuk mundur dari barisan parpol pendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Namun, PKS masih terus mempertimbangkannya.
"Menurut saya, (keinginan mundur) masih dalam pembahasan. Keinginan besar atau kecil, tergantung siapa yang memandang," kata Salim kepada para wartawan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (5/4/2012).
Salim mengatakan, saat ini PKS masih menunggu keputusan resmi dari Presiden yang memimpin Sekretariat Gabungan Parpol pendukung pemerintah. Pernyataan Sekretaris Setgab Syarief Hasan bahwa PKS tak lagi anggota koalisi dianggap sebagai pendapat pribadi.
Sebagai pembantu Presiden, Salim mengatakan akan terus bekerja. Apa yang telah digariskan, termasuk program bantuan langsung sementara masyarakat, tetap dijalankan. Hubungan dirinya dengan Presiden juga dikatakan berlangsung biasa-biasa saja.
Sikap PKS yang menentang rencana kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilai melanggar kesepakatan koalisi tentang tata etika. Dalam poin kelima kesepakatan koalisi, anggota koalisi yang tidak sepakat dengan kebijakan strategis pemerintah dianggap mengundurkan diri dari koalisi.
"Manakala parpol yang bersangkutan tidak mengundurkan diri, pada hakikatnya kebersamaannya dalam koalisi partai telah berakhir," demikian petikan poin kelima kesepakatan koalisi.
Secara terpisah, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa mengatakan, Presiden tengah menghitung risiko politik ketika melakukan penyusunan ulang koalisi di parlemen dan kabinet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.