Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denny Indrayana Akui Ada Pemukulan

Kompas.com - 03/04/2012, 14:41 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana, mengakui adanya pemukulan terhadap petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekanbaru, Riau, Darso Sihombing. Menurut Denny, pemukulan itu dilakukan oleh seorang petugas saat Wamenkum HAM melakukan inspeksi dadakan (sidak) ke Lapas bersama sejumlah anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Senin (2/4/2012).

"Di situlah, memang ada petugas memukul," kata Denny dalam jumpa pers di kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Selasa (3/4/2012).

Namun, dia tidak menjelaskan detail siapa petugas yang melakukan pemukulan itu. Denny membantah kabar yang menyebut dirinya menampar petugas lapas tersebut "Tidak benar, berita yang mengatakan saya memukuli, menampar petugas Lapas Pekanbaru. Masak tampang kayak saya itu tampang mukul nampar sih?" kata Denny.

Dia menjelaskan, kejadian itu bermula saat rombongan Wamenkum HAM bersama sejumlah anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) mendatangi Lapas Pekanbaru, Senin dini hari. Kedatangan rombongan, kata Denny, untuk menciduk tiga tahanan yang diduga melakukan transaksi perdagangan narkotika dari dalam sel.

Sesampainya rombongan sekitar pukul 02.00 WIB pagi, Denny mendapati pagar lapas yang dikunci gembok. Dia bersama rombongan kemudian melompati pagar tersebut. Lompat pagar dilakukan dengan alasan menjaga agar sidak tidak bocor.

"Saya lompat pagar, kenapa? Sidak semacam ini tidak boleh bocor, tidak boleh kehilangan waktu," ujar mantan staf khusus presiden itu. Jika bocor, katanya, dikhawatirkan narapidana yang menjadi target operasi akan menghilangkan barang bukti.

"Banyak yang masih transaksi di Lapas karena mereka koordinasi dengan petugas," lanjut Denny. Para narapidana itu pun, katanya, mungkin saja berkoordinasi dengan petugas lapas.

Setelah melompat pagar, Denny dan rombongan meminta kepada petugas penjaga pintu untuk membukakan mereka. Namun, kata Denny, petugas itu tidak kunjung membukakan pintu. Petugas yang bernama Darso Sihombing itu, katanya, hanya melihat ke luar dari lubang pintu kemudian menutup kembali lubang tanpa langsung membukakan pintu.

Menurut Denny, petugas itu terlalu lama membukakan pintu. Dia mencurigai si petugas berkoordinasi terlebih dahulu. "Saya di pintu prosesnya lama sekali, lebih dari lima menit. Ini petugas sudah mulai gelisah, 1 menit saja kurang, bisa gagal," ujarnya.

Denny pun menegur petugas tersebut. "Kenapa lama sekali?" ucapnya menirukan teguran dia saat itu. Sang petugas kemudian membukakan pintu dan beralasan takut kepada petugas BNN. "Dia (petugas itu) nunjuk BNN," ucap Denny.

Saat itulah, lanjutnya, petugas itu dipukul. Denny yang melihat kejadian tersebut mengaku justru menahan agar sang petugas itu tidak dipukuli. Seusai sidak yang dilakukan hingga pukul 07.00 itu, Denny kemudian meminta maaf kepada petugas.

"Saya memang bicara dengan mereka, besarkan hati petugas. Minta maaf, tapi lain kali kalau ada begini, langsung dibuka. Kalau meminta maaf karena saya memukul? Itu tidak betul," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    DPR Dianggap Hendak 'Setir' MK Lewat Revisi UU

    DPR Dianggap Hendak "Setir" MK Lewat Revisi UU

    Nasional
    Diam-diam Revisi UU MK, DPR Dianggap 'Kucing-kucingan'

    Diam-diam Revisi UU MK, DPR Dianggap "Kucing-kucingan"

    Nasional
    Pembangunan IKN Tahap I Hampir Rampung, Selanjutnya?

    Pembangunan IKN Tahap I Hampir Rampung, Selanjutnya?

    Nasional
    Bersih-bersih Usai Kasus Hasbi Hasan, MA Bakal Rotasi dan Seleksi Ketat Asisten Hakim Agung

    Bersih-bersih Usai Kasus Hasbi Hasan, MA Bakal Rotasi dan Seleksi Ketat Asisten Hakim Agung

    Nasional
    Disanksi Buntut Kebocoran Data DPT, Ketua KPU: Ya Sudah, Kita Terima

    Disanksi Buntut Kebocoran Data DPT, Ketua KPU: Ya Sudah, Kita Terima

    Nasional
    Ketua dan Anggota KPU RI Dijatuhi Sanksi Peringatan oleh DKPP soal Kebocoran Data Pemilih pada 2023

    Ketua dan Anggota KPU RI Dijatuhi Sanksi Peringatan oleh DKPP soal Kebocoran Data Pemilih pada 2023

    Nasional
    Bareskrim Akan Periksa Pejabat Pelaksana dan Peserta RUPSLB BSB di Kasus Pemalsuan Dokumen

    Bareskrim Akan Periksa Pejabat Pelaksana dan Peserta RUPSLB BSB di Kasus Pemalsuan Dokumen

    Nasional
    Dugaan Korupsi Kelengkapan Rumdin, Sekjen DPR Mengaku Sudah Sampaikan Semuanya ke Penyidik

    Dugaan Korupsi Kelengkapan Rumdin, Sekjen DPR Mengaku Sudah Sampaikan Semuanya ke Penyidik

    Nasional
    KPK Duga Eks Kepala Bea Cukai Makassar Terima Uang lewat 'Money Changer'

    KPK Duga Eks Kepala Bea Cukai Makassar Terima Uang lewat "Money Changer"

    Nasional
    Bahas PKPU, Ketua KPU Sebut Satu TPS Pilkada 2024 Diisi Maksimal 600 Pemilih

    Bahas PKPU, Ketua KPU Sebut Satu TPS Pilkada 2024 Diisi Maksimal 600 Pemilih

    Nasional
    Komisi II Gelar Rapat Bareng KPU, Bahas Dua Rancangan PKPU soal Pilkada

    Komisi II Gelar Rapat Bareng KPU, Bahas Dua Rancangan PKPU soal Pilkada

    Nasional
    World Water Forum, 27 Tahun Perjalanan Menjawab Persoalan Air Dunia

    World Water Forum, 27 Tahun Perjalanan Menjawab Persoalan Air Dunia

    Nasional
    Di Hadapan KPU-Pemerintah, Politisi PDI-P Usul 'Money Politics' Dilegalkan

    Di Hadapan KPU-Pemerintah, Politisi PDI-P Usul "Money Politics" Dilegalkan

    Nasional
    Dukung Perhelatan World Water Forum, Pertamina Patra Niaga: Pasokan Energi di Bali Aman

    Dukung Perhelatan World Water Forum, Pertamina Patra Niaga: Pasokan Energi di Bali Aman

    Nasional
    MA Tunggu Putusan Hasbi Hasan Inkrah Sebelum Putuskan Statusnya

    MA Tunggu Putusan Hasbi Hasan Inkrah Sebelum Putuskan Statusnya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com