Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenhan: Rusia Tak Izinkan Beli Sukhoi dengan "State Credit"

Kompas.com - 26/03/2012, 13:18 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia menggunakan skema kredit komersial untuk pengadaan enam unit pesawat tempur jenis Sukhoi SU-30MK2 lantaran Pemerintah Rusia tak mengizinkan fasilitas kredit negara (state credit) untuk Indonesia senilai 1 miliar dollar AS digunakan untuk membeli Sukhoi.

Hal itu dikatakan Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin saat rapat membahas pengadaan alutsista dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (26/3/2012). Sjafrie didampingi para pejabat Tentara Nasional Indonesia dan Kemenhan.

Sjafrie menjelaskan, Pemerintah Indonesia sudah meminta agar Sukhoi masuk dalam daftar alutsista yang bisa dibeli melalui fasilitas state credit. Dari fasilitas state credit senilai 1 miliar dollar AS, Indonesia baru menggunakan sekitar 300 juta dollar AS.

Adapun total anggaran untuk enam unit Sukhoi beserta berbagai pendukungnya senilai 470 juta dollar AS. "Dia (Pemerintah Rusia) memaksakan (sisa fasilitas kredit 700 juta dollar AS) dihabiskan, tapi untuk membeli kapal selam. Dia tidak mau memasukkan Sukhoi dalam state credit," kata Sjafrie.

Sjafrie menambahkan, pihaknya tak membeli kapal selam milik Rusia setelah mempertimbangkan spesifikasi kapal tersebut dan strategi pertahanan Indonesia. "Maka pengadaan Sukhoi tetap menggunakan kredit komersial biasa. Akan tetapi suku cadang, persenjataan, dimasukkan dalam list state credit," kata Sjafrie.

Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mengatakan, saat rapat bersama Duta Besar Rusia beberapa waktu lalu, pihaknya pernah menanyakan apakah sisa state credit bisa digunakan untuk membeli Sukhoi. Namun, kata dia, hingga saat ini belum ada jawaban resmi.

Dalam dokumen perjanjian yang ditunjukkan pihak Kemenhan, daftar alutsista yang dapat dibeli dengan state credit bisa diubah sesuai kesepakatan kedua pihak. "Saya kira itu akan dijajaki Kementerian Keuangan dan Pemerintah Rusia," kata Mahfudz.

Seperti diberitakan, pembelian Sukhoi dengan kredit komersial sempat dipertanyakan banyak pihak, terutama pihak Komisi I. Pasalnya, dengan kredit komersil, jangka waktu pengembalian relatif pendek, yakni 2-5 tahun serta pengenaan biaya-biaya bank, bunga pinjaman yang tinggi berdasarkan rate pasar.

Sebaliknya, jika menggunakan fasilitas state credit, jangka pengembalian dapat mencapai 15 tahun dengan bunga pinjaman yang lebih rendah, yakni sekitar 5 persen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com