Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazar: Diana Mengaku karena Tahu Uang Anas dari APBN

Kompas.com - 18/02/2012, 05:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, mengapresiasi keberanian mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Diana Maringka, dan Ketua DPC Partai Demokrat Boalemo, Gorontalo, Ismiyati Saidi. Keduanya mengungkapkan fakta menerima uang ratusan juta rupiah dan ponsel BlackBerry (BB) dari kubu Anas Urbaningrum saat pemilihan ketua umum pada kongres di Bandung, Mei 2010 lalu.

Menurut Nazaruddin, adalah ketulusan hati dari keduanya yang mendorong untuk mengakui fakta tersebut. Keduanya pun tahu jika uang yang digelontorkan tersebut adalah berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehingga ingin mengembalikan uang dan BB itu ke kubu Anas.

Sebab, sumber dana tersebut berasal dari keuntungan dan fee proyek-proyek pemerintah yang dikawal Permai Group, grup perusahaan yang kini terseret kasus korupsi proyek wisma atlet. "Kenapa teman-teman DPC sekarang mau mengembalikan uang itu, karena uang itu dianggap bukan uang pribadinya Mas Anas, tapi ternyata uang yang diambil dari uang APBN," kata Nazaruddin di sela-sela persidangannya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (17/2/2012) malam.

Bagi Nazaruddin, ketua-ketua DPC tidak akan angkat suara jika uang yang diterimanya itu tidak terkait kasus korupsi.

Nazaruddin mengatakan bahwa pengakuan yang disampaikan Diana dan Ismiyati itu adalah benar adanya. "Teman-teman DPC Demokrat, mereka kan tahunya Demokrat harus bersih. Karena merasa begitu, mereka sekarang berbondong-bondong dengan ketulusan hati mau mengembalikan dengan cerita apa adanya. Mereka juga tidak ingin menambah-nambahkan cerita, karena nanti bisa jadi fitnah ketua umumnya, tapi mereka juga tidak mau mengurang-ngurangi. Mereka ingin sampaikan apa adanya," paparnya.

Sebagai Bendahara Panitia Pemenangan Anas saat kongres itu, Nazaruddin mengatakan ada 400 unit BB yang dibagi-bagikan dan uang tunai mulai Rp 100 juta hingga Rp 150 juta ke 296 DPC pendukung Anas.

Pihak panitia penyelenggara (event organizer/EO) dari kubu Anas telah mengisi BB seharga Rp 2,9 juta per unit itu dengan SIM card beserta pulsanya senilai Rp 500.000. BB itu juga telah di-setting BlackBerry Messenger (BBM) Group dengan nama "Pemenangan Anas" guna memudahkan komando pemenangan Anas saat pemilihan berlangsung.

Ia menegaskan bahwa sesungguhnya pengarahan untuk memilih Anas sebagai ketua umum pada saat kongres itu adalah berasal dari grup BBM tersebut. "Walaupun di setiap provinsi, setiap zona itu, sudah ada koordinatornya. Seperti di Sulawesi itu koordinatornya Pak Umar Arsal. (Uang) itu untuk DPC yang sudah kami pegang sebanyak 296. Makanya, kalau yang 296 DPC itu, ada yang dikasih uang Rp 100 juta sampai Rp 120 juta pada hari kongresnya, sampai ada yang dikasih Rp 150 juta," jelasnya. (Abdul Qodir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

    [POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

    Nasional
    Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

    Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com