Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Dalami Dugaan Aliran Dana Hambalang ke Anas

Kompas.com - 21/12/2011, 20:17 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi akan mendalami informasi dari Muhammad Nazaruddin yang menyebutkan ada aliran dana senilai hampir Rp 7 juta dollar AS dari proyek Hambalang ke Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Pengadaan proyek pusat pelatihan olahraga di Hambalang, Jawa Barat, itu tengah diselidik KPK. "Itu (penyelidikan) sedang jalan. Nah, info itu (aliran dana) didalami KPK," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Rabu (21/12/2011), saat dimintai komentarnya soal ungkapan Nazaruddin.

Saat menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, hari ini, Nazaruddin menyebutkan bahwa Anas membagi-bagikan hampir 7 juta dollar AS kepada sejumlah dewan pimpinan cabang dalam kongres Partai Demokrat yang berlangsung di Bandung, tahun lalu.

Uang yang disebut untuk pemenangan Anas sebagai ketua umum partai tersebut, kata Nazaruddin, diperoleh dari pihak Adhikarya, pelaksana proyek Hambalang.

Menurut Johan, KPK tidak hanya berpijak pada pengakuan Nazaruddin dalam menyelidiki kasus ini. "Tapi, kami punya bahan untuk kemudian kami lakukan penyelidikan Hambalang," ujarnya.

Sebelumnya, Johan mengatakan, penyelidikan kasus Hambalang berawal dari ditemukannya sejumlah bukti saat KPK menggeledah kantor Grup Permai, perusahaan Nazaruddin, yang berlokasi di Mampang, Jakarta Selatan.

Saat itu, penyidik KPK melakukan penggeledahan terkait dengan kasus dugaan suap wisma atlet yang menjerat Nazaruddin. Dalam persidangan, Nazaruddin mengaku tidak terlibat kasus wisma atlet.

Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu mengaku tahu betul soal proyek Hambalang yang, menurut dia, melibatkan Anas tersebut.

Nazaruddin mengatakan, Anas meminta bantuan Kepala Badan Pertanahan Nasional Jowo Winoto untuk menyelesaikan persoalan lahan Hambalang.

Permintaan bantuan itu disampaikan Anas melalui anggota Komisi II DPR, Ignatius Mulyono. Saat itu, Anas menjabat Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Nasional
    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Nasional
    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com