JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyarankan masyarakat agar dalam melakukan aksi protes sebaiknya jangan membahayakan diri sendiri. Hal itu diungkapkan Anas menanggapi aksi bakar diri seorang pria tanpa identitas di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/12/2011).
"Apapun keadaannya memang protes itu kan hal normal dalam demokrasi. Tetapi sebaiknya protes itu tidak membahayakan diri sendiri. Harus perhatikan subtansi dari protes itu apa. Isunya apa," ujar Anas kepada wartawan di Jakarta, Kamis (8/12/2011).
Anas mengatakan, berbagai aksi protes jika tidak disampaikan secara benar nantinya justru akan menimbulkan isu-isu negatif di kalangan masyarakat. Ia meminta, jika muncul ketidakpuasan terhadap pemerintah, sebaiknya hal tersebut disampaikan secara baik dan benar.
"Sampaikan kepada pemerintah. Kalau isunya kemiskinan, ya sampaikan soal kemiskinan. Tidak perlu dengan cara-cara seperti itu," kata Anas.
Saat ini, pria yang diperkirakan berusia 40 tahun dan belum diketahui identitasnya itu masih dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Belum diketahui pasti motif pria itu membakar diri di depan Istana sekitar pukul 17.30 WIB tersebut.
Menurut Anas, yang terpenting saat ini untuk dilakukan adalah memberikan perawatan terhadap korban tersebut. Disamping itu, polisi, menurut Anas, harus juga menyelidiki motif dari aksi bakar diri tersebut. "Agar duduk perkaranya jelas, dan agar tidak malah menjadi isu-isu yang macam-macam, atau mungkin malah dipolitisasi. Ini yang harus dicegah," kata Anas.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol di Jakarta, Rabu (7/12/2011), mengatakan, polisi belum mengetahui motif dari aksi bakar diri itu. Yoyol mengatakan, pria itu tiba-tiba saja berlari seorang diri dengan tubuh penuh kobaran api ke arah Istana Negara. Oleh petugas kepolisian di sana, pria itu langsung ditolong dan apinya dipadamkan dengan air. "Dia mengalami luka bakar parah sampai 98 persen tubuhnya," kata Yoyol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.