Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korupsi Bisa Memicu Disintegrasi Indonesia

Kompas.com - 15/11/2011, 23:04 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Ancaman disintegrasi Indonesia sebagai bangsa yang plural sudah di depan mata. Salah satu yang bisa menjadi penyebab terjadinya disintegrasi Indonesia adalah korupsi yang makin merajalela.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadly Zon mengaku prihatin jika melihat korupsi ternyata "mempersatukan" hampir semua elemen bangsa ini.

Celakanya, lanjut Fadly, meski korupsi terjadi di depan mata rakyat, tak satu pun gerakan perlawanan yang timbul dari bawah.

"Kita ini tentu sangat mencintai Indonesia, tetapi sebagai satu negara, apalagi yang membuat negara kita bisa bertahan. Lihat saja, Belgia, Sudan, Quebec (Kanada). Indonesia ini apa yang mempersatukan? Tidak ada insentif bagi daerah untuk maju. Rakyat masih dalam belenggu kemiskinan. Ini bisa menjadi picu, disintegrasi sosial dan disintegrasi teritorial," kata Fadly di Jakarta, Selasa (15/11/2011).

Salah satu faktor yang penting adalah ekonomi. Resesi atau stagnasi yang memicu karena korupsi sudah terlalu merajalela. Kalau tak ada langkah yang luar biasa, hancurlah perekonomian kita," tambah Fadly.

Fadly mengatakan, seharusnya saat ini rakyat melawan ketika pemerintahan yang memimpin mereka membiarkan korupsi merajalela. Perlawanan bisa menggunakan cara-cara politik. Tokoh agama seharusnya juga bisa membimbing rakyat untuk melawan pemerintahan yang korup.

"Cara-cara politik harusnya jadi trigger. Masalah anggaran ini jelas, anggaran dikorupsi, tetapi tak ada gerakan untuk melawan. Di Inggris, ada kenaikan sedikit saja dari biaya pendidikan, yang turun 20.000-30.000 orang," ujarnya.

"Saya pernah ikut demo anti-perang di Inggris, yang ikut 2 juta orang. Ini yang saya kira menimbulkan kesadaran bahwa demonstrasi adalah hak rakyat dan supaya itu didengar. Sebetulnya kemarin tokoh-tokoh agama punya kredibilitas. Namun, tokoh agama berhenti di tingkat wacana," tambah Fadly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com