Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moratorium Remisi Sarat Nuansa Politis, Tak Didukung Aturan Jelas

Kompas.com - 15/11/2011, 13:47 WIB
Sonya Helen Sinombor

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Kebijakan moratorium bagi koruptor yang kemudian diralat sebagai pengetatan pemberian remisi terhadap koruptor, hingga kini terus menimbulkan pro dan kontra. Kebijakan tersebut sarat nuansa politik dan tidak didukung aturan hukum.

Agar polemik tidak berkepanjangan kebijakan tersebut harus dikaji mendalam, dan didukung aturan per-undang-undangan yang jelas.

Tidak hanya itu pemberian remisi wajib diatur dan dibenahi agar rasa keadilan dapat menyentuh baik untuk terhukum dan masyarakat.

Hal ini mengemuka dalam Focus Group Discussion "Moratorium Remisi sebagai Akselerator Pemberantasan Korupsi di Indonesia" yang diselenggarakan Fakultas Hukum Undip Semarang, Jawa Tengah, Selasa (15/11/2011) di Kampus Undip Tembalang.

Diskusi yang dibuka Dekan Fakultas Hukum Undip Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum, menghadirkan narasumber Prof Ign Ridwan Widyadharma SH MH PhD (advokat), Eko Haryanto SH (Sekretaris Komite Penyelidik dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme/KP2KKN), Dr RB Sularto SH MHum (dosen), dan Prof Dr Nyoman Serikat Putra Jaya SH MH (dosen).

Eko Haryanto mendukung moratorium atau pengetatan pemberian remisi terhadap koruptor, namun kebijakan tersebut harus jelas bukan semata untuk pencitraan.

"Pemerintah terlalu berbaik hati terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Padahal apa yang dilakukan koruptor melanggar hak asasi manusia khususnya hak asasi warga Indonesia untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan lain sebagainya," ujarnya.

Prof Nyoman menegaskan, kebijakan moratorium lahir karena nuansa politis. Jika itu akan diterapkan perlu ada landasan hukum yang jelas, tidak bisa hanya sebatas kebijakan menteri semata. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com