Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tawuran Jadi Tradisi di SMA 6?

Kompas.com - 20/09/2011, 08:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Imam Sugianto membantah bahwa pihaknya tak melakukan tindakan dalam menghentikan sejumlah kasus tawuran yang sering terjadi di SMA 6 dan SMA 70 Jakarta. Namun, ia membenarkan bahwa pertikaian antarkedua sekolah tersebut memang telah terjadi puluhan tahun.

Imam mengajak sejumlah pihak mencari akar permasalahan yang tak kunjung selesai dari sikap anarkis para pelajar tersebut. Menurut Imam, itu bukan hanya tugas Polri untuk menelusurinya.

"Jangan bilang tidak ada tindakan. Pihak terkait sudah melakukan upaya-upaya. Saya melihat record Jaksel ini terkait dengan pemerintah kota bekerja sama dengan Kemdiknas. Bahkan, sampai membuat posko terpadu," ujar Kombes Imam di Gedung Polres Jakarta Selatan, Senin (19/9/2011) malam.

"Akar tawuran mereka itu harus kita lihat. Itu kan sudah puluhan tahun. Saya belum tahu, tapi analisis saya apakah pertentangan antara SMA 6 dan SMA 70 diwariskan. Itu yang harus dicari. Itu bukan hanya tugas Polri, tetapi semua pihak," tuturnya.

Ketika ditanya solusi terkait siswa yang membawa senjata tajam dan digunakan dalam tawuran, Imam tidak menjawabnya secara jelas. Ia hanya meminta agar persoalan ini dilihat dari akar masalahnya, termasuk ia meminta kalangan jurnalis untuk membantu mencari akar permasalahan yang terjadi antara kedua sekolah itu.

"Menurut saya, kita harus berpikir komprehensif dan jangan parsial. Sampeyan-sampeyan juga bertanggung jawab. Masak harus kita biarkan terus. Ayo kita cari akarnya. Dari akar masalah itu akan kita urai. Cara bertindaknya seperti apa. Kalau ada usulan untuk relokasi, ya kita lakukan. Ayo kita selesaikan ini dengan baik," katanya.

Ia meminta semua pihak bersabar agar kepolisian bisa mengerjakan tugas untuk menelusuri insiden yang menimpa awak media. Rencananya, polisi akan melakukan koordinasi dengan wali kota terkait hal tersebut.

"Segera koordinasi dengan wali kota paling tidak. Upaya lebih komprehensif. Lebih lengkap. Itu sesegera mungkin," kata dia.

Tradisi tawuran SMA 6 juga dibenarkan oleh Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mahfudz Siddiq yang merupakan alumnus sekolah itu pada tahun 1984. Hal ini ia sampaikan pada Senin  sore saat mengetahui peristiwa kekerasan terhadap wartawan.

Salah satu alasan sering terjadinya tawuran, kata Mahfudz, karena lingkungan SMA 6 yang dikepung mal dan segala aktivitas yang mengganggu proses belajar mengajar. Faktor lain adalah solidaritas antarpelajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com