Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antasari: Harusnya Saya Bebas

Kompas.com - 06/09/2011, 20:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terpidana kasus pembunuhan Direktur PT Rajawali Putra Banjaran Nasrudin Zulkarnaen, Antasari Azhar, berharap dibebaskan setelah pengajuan peninjauan kembali perkaranya.

Dalam pengajuan memori peninjauan kembali (PK), Antasari mengajukan tiga bukti baru dan catatan 28 kekhilafan hakim dalam menangani sidangnya. Ini ia harapkan dapat dipertimbangkan majelis hakim untuk menerima PK tersebut.

"Menyatakan sejak awal bahwa pemohon PK, Antasari Azhar, secara sah dan meyakinkan tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana. Membebaskan terpidana atau setidak-tidaknya dilepaskan dari tuntutan hukum," kata Antasari dalam dokumen memori PK di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2011).

Seusai sidang, Antasari menyatakan optimismenya untuk bisa bebas karena ia merasa tak bersalah dalam kasus tersebut. "Saya dari awal optimis. Jujur saja, sejak di PN harusnya saya bebas," ujarnya.

Menurut Antasari, selama ini ia berdiam diri menanggapi tudingan miring atas dirinya, tetapi ia sangat yakin kebenaran atas kasusnya akan segera terungkap. "Sejak awal saya mengatakan sudah saya lihat berapa banyak komentar. Saya diam. Saya orang Muslim. Semoga nanti waktu yang menjawab. Kebenaran tidak akan bisa ditutup-tutupi. Kesadaran tidak ada yang memaksa. Saya dan keluarga almarhum berupaya untuk membongkar ini semua," katanya.

Antasari juga meminta agar pengadilan mempertimbangkan mengembalikan barang bukti kepada yang berhak. Selain itu juga merehabilitasi nama baik, harkat, dan martabat Antasari. Tanggungan biaya perkara ini juga diminta dibebankan kepada negara. "Apabila Mahkamah Agung berpendapat lain, mohon putusan seadil-adilnya," tuturnya.

Istri Antasari, Ida Laksmiwati, mengungkapkan hal yang sama mengenai keadilan untuk sang suami. "Semoga hakim membuka hati terhadap apa yang telah diutarakan Pak Antasari," kata Ida yang turut hadir dalam persidangan tersebut.

Sejumlah tokoh dari kalangan politisi dan masyarakat awam ikut memberikan dukungan kepada Antasari dalam sidang tersebut. Ida mengucapkan terima kasih atas dukungan yang besar dari masyarakat, tokoh masyarakat, ataupun keluarga almarhum Nasrudin.

"Saya berterima kasih atas dukungan masyarakat yang besar. Tanpa masyarakat pasti kami tidak dapat mengumpulkan bukti-bukti. Saya menyambut dengan terbuka juga dukungan dari keluarga almarhum Nasrudin. Mereka sudah sejak lama mendukung kami," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com