Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Akan Kirim Tim ke Kamboja

Kompas.com - 08/06/2011, 11:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mengungkapkan, pihaknya menjadwalkan untuk mengirim tim ke Kamboja dalam rangka pemulangan Nunun Nurbaeti, tersangka dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004. Nunun, seperti diungkapkan Menteri Hukum dan dan HAM Patrialis Akbar, berada di Phnom Penh. Ia bertolak ke negara tersebut pada 23 Maret 2011.

Namun, kapan tim tersebut akan dikirim, Busyro tidak menjelaskannya. Hal tersebut disampaikan Busyro di Kantor Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusi Jakarta, Rabu (8/6/2011).

"Itu (tim ke Kamboja) sedang dijadwal," kata Busyro.

Meski berdasarkan catatan Keimigrasian tengah berada di Kamboja, keberadaan Nazaruddin masih misteri. Sepengetahuan KPK, Nunun tengah berada di Singapura atau Thailand. KPK pun mengirim tim ke Thailand untuk berkoordinasi dengan Kejaksaan Thailand. "Melalui bantuan KBRI kita, persiapan memulangkan sudah kita lakukan," kata Wakil Ketua KPK Haryono Umar, Senin lalu.

Selain itu, KPK, menurut Haryono, segera mengajukan permintaan red notice terhadap Nunun kepada kepolisian internasional (interpol) melalui Polri. Menurut Busyro, pengajuan permohonan red notice itu sudah berjalan. "Sudah berjalan, dalam waktu dekat ini," ujar Busyro.

Mantan ketua Komisi Yudisial itu juga mengatakan bahwa pihaknya belum mengajukan permohonan ekstradisi atas Nunun kepada Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. "Baru pencabutan (paspor) dan itu akan ditindaklanjuti dengan yang lainnya dalam waktu dekat ini," ujar Busyro.

Nunun Nurbaeti sejak ditetapkan sebagai tersangka pada akhir Februari 2011 belum menjalani pemeriksaan di KPK. Saat masih berstatus saksi pun, Nunun kerap mangkir dari panggilan KPK dengan alasan sakit lupa berat. Hanya pihak keluarga yang mengetahui keberadaan istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Darajatun itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com