Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"SMS Ancaman Nazaruddin" PALSU

Kompas.com - 29/05/2011, 01:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Divisi Komunikasi Publik Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan, pesan singkat atau SMS Ancaman Nasaruddin’ dari Singapura palsu dan bertujuan untuk melakukan pembunuhan karakter.

"Itu semua fitnah dan pembunuhan karakter," kata Andi Nurpati usai rapat tertutup pengurus DPP Partai Demokrat di Jakarta, Sabtu (28/5/2011) malam. Sementara itu Ketua Umum DPP Partai Demokrat (PD), Anas Urbaningrum, selesai pertemuan itu, hanya mengatakan, rapat ini sesungguhnya menindaklanjuti sejumlah hal yang sudah dibahas sebelumnya.

Anas Urbaningrum dan sekitar 20 petinggi PD lainnya kemudian berangkat ke Cikeas, yang menurut sejumlah elite partai itu, juga akan melaporkan dinamika politik pasca-’SMS Ancaman Nazaruddin’ itu. Sebagaimana telah beredar luas di elite politik Jakarta, bahkan cuplikannya telah sempat dimuat beberapa media ’online’, SMS yang disebut-sebut berasal dari Moh Nazaruddin itu menohok eksistensi beberapa orang.

"Itu semua fitnah dan pembunuhan karakter," kata Andi Nurpati lagi.

Sedangkan para petinggi PD lainnya, kelihatannya enggan mengomentari, selain berusaha menunjukkan sikap sedang tidak ada waktu, karena harus segera menuju Cikeas, Bogor. Rapat tersebut selain dihadiri Anas Urbaningrum, juga Sekjen-nya, Edhie Baskoro Yudhoyono, Ketua Divisi Komunikasi Publik Andi Nurpati, dan Wakil Sekretaris Jenderal Ramadhan Pohan.

Politisi PD yang juga Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) di DPR RI, Sutan Bhatoegana usai rapat itu mengungkapkan, mereka hanya membahas soal peringatan pada kader partai, agar jangan sembarangan mengeluarkan pendapat.

"Kita diminta untuk jangan saling berseberangan satu sama lain," ujarnya singkat.

Sementara itu, beberapa sumber ANTARA di lingkup elite PD mengungkapkan pula, pertemuan di Cikeas bisa saja memfokuskan pembahasan tentang upaya hukum terhadap penyebar SMS tersebut. Namun, menurut mereka, PD masih akan mempelajari secara seksama mengenai masalah ini.

Sebagaimana beredar di sejumlah media ’online’ dan juga sempat masuk ke ANTARA, SMS bernada ancaman dari orang yang mengaku M Nazaruddin itu berasal dari nomor luar negeri, yakni +6584393. Namun, ketika ANTARA berusaha mengontaknya, tidak ada jawaban, dan diduga nomor tidak lagi aktif.

SMS itu makin marak beredar Sabtu pukul 13.00 WIB, dan beberapa jam kemudian ada sebuah media ’online’ memberitakan, M Nazaruddin sudah membantah telah mengirim SMS ancaman tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com