Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunjukkan Parpol Bukan Sarang Koruptor!

Kompas.com - 28/05/2011, 15:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Saatnya partai politik lebih terbuka soal sumber pendanaan partai agar tidak dianggap sebagai tempat persembunyian para koruptor. Dengan adanya transparansi, publik akan memiliki akses untuk mengontrol dana yang dimiliki parpol.

Pandangan tersebut dikemukakan pengamat politik Universitas Padjadjaran, Dede Mariana, dalam Diskusi Polemik yang dilangsungkan Trijaya Network di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/5/2011). "Parpol selama ini dianggap sebagai bungkernya koruptor, tempat persembunyian para koruptor," ujar Dede.

Dede beralasan, sejumlah politisi parpol yang terjerat dalam kasus korupsi dan penyuapan kerap mendapat perlindungan politik dari pihak partai. Alhasil, publik menilai, dana-dana gelap tersebut berhubungan dengan kepentingan parpol atau bahkan menjadi sumber pendanaan bagi parpol.

"Parpol perlu membuka akses informasi sumber pendanaannya untuk publik atau melalui media data itu dibuka untuk masyarakat. Bisa juga melalui civil society sebagai sarana untuk mendapatkan informasi tersebut," kata Dede.

Selain memungkinkan kontrol publik, lanjutnya, sikap transparan dalam menjelaskan sumber dana akan mendatangkan penilaian positif publik atas parpol yang bersangkutan. Sikap tersebut selanjutnya akan berimbas pada apresiasi dan pilihan publik. Jika tidak, "Orang bisa tidak percaya pada parpol, padahal instrumen berpolitik itu adalah partai," ujarnya.

"Partai perlu transparan ke publik, terutama urusan uang, sebab ini juga berkaitan dengan problem etika," kata Dede. Terkait jalur yang memungkinkan untuk menuntut keterbukaan parpol, publik atau civil society bisa memanfaatkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.

"Aksesnya bisa gunakan UU Parpol atau juga UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan untuk memperoleh informasi lembaga publik. Termasuk parpol, sebagai badan hukum, manakala diminta publik harus dibuka (sumber dananya)," tambah Dede.

Persoalan sumber pendanaan parpol itu dibahas terkait tema Diskusi Polemik, yakni "Bola Panas Nazaruddin". Permadi selaku mantan anggota Badan Kehormatan DPR menilai, mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang diduga terlibat penyuapan dalam proyek pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang adalah orang sakti yang ditakuti orang separtainya.

Salah satu dugaan yang disampaikan Permadi adalah karena Nazaruddin menjadi salah satu orang penting yang menjadi sumber dana bagi Partai Demokrat. Berdasarkan pernyataan Partai Demokrat, Nazaruddin saat ini berada di Singapura untuk menjalani pengobatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    Nasional
    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

    Nasional
    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Nasional
    Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Nasional
    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com