PRABUMULIH, KOMPAS
Berdasarkan pantauan, Minggu (8/5), ada empat titik di jalan lingkar Prabumulih yang tak dapat dilalui kendaraan karena berlubang dalam. Untuk melaluinya, kendaraan terpaksa berpindah jalur melalui pemisah jalan dan melawan arus lalu lintas. Akibatnya, antrean truk bermuatan besar cukup panjang. Di jalan itu terlihat pula puluhan truk pengangkut batubara yang berjalan lambat. Sebelumnya, warga melarang truk bermuatan berat melintas di salah satu jalur di jalan lintas tengah Kota Prabumulih.
Sejak sepekan lalu, warga sekitar Simpang Empat, Patigalung, berjaga untuk mencegah truk batubara melintasi jalur melawan arah lalu lintas di kawasan itu. Akibatnya, truk batubara harus melalui jalan berlubang sedalam sekitar 50 cm sehingga banyak truk terperosok dan terjebak di lubang tersebut. Sejumlah truk batubara memilih menggunakan jalan lingkar Prabumulih.
”Kini jarak tempuh Muara Enim ke Palembang tak bisa ditebak. Minimal lima jam dan bisa sampai belasan jam, padahal dulu hanya tiga jam. Tiga kali tiket pesawat saya hangus karena terjebak kemacetan,” kata Jeffey, pekerja di Muara Enim.
Sementara itu, jalan tanjakan Siregol di Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, akan ditutup selama sepekan mulai 15 Mei. Penutupan jalan yang menghubungkan Tegal-Purwokerto itu karena akan dilakukan pengeprasan pada tanjakan.
Ruas tanjakan Siregol ambles dan patah pada Maret lalu sejauh 20 meter. Akibatnya, jalan itu sulit dilalui karena terlalu miring dan menikung. ”Kendaraan yang mau melintas harus antre sambil menunggu instruksi dari warga sekitar yang berjaga di ruas tanjakan Siregol,” kata pejabat Pembuat Komitmen Wilayah Tegal -Slawi-Prupuk-Ajibarang Danang Triwibowo.