Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pepi Bikin Sibuk Dosen-dosen UIN

Kompas.com - 28/04/2011, 17:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Keterlibatan Pepi Fernando dalam aksi teror bom buku dan rencana bom Serpong, Tangerang, ternyata membuat sibuk dosen-dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Pepi merupakan alumnus universitas tersebut. Pepi, yang diduga sebagai dalang aksi, lulus pada tahun 2002. Salah satu dosen Ekonomi Islam di Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah, M Zen, mengungkapkan, setelah diketahui Pepi merupakan alumnus kampusnya, banyak yang meminta klarifikasi.

"Beberapa dosen ditanya soal Pepi terus. Jadi, kami sudah menjelaskan memang ada yang bernama Pepi. Terapi dia melakukan itu setelah keluar dari UIN. Pepi sudah keluar, jadi itu bukan tanggung jawab kampus. Yang jelas, mungkin saja dia berkelana setelah itu. Kami menduga setelah keluar dari UIN dan pergi ke Aceh itu. Kurikulum kampus kami tidak memproduksi orang-orang seperti itu," ujar Zen di kampus UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Kamis (28/4/2011).

Hal yang sama diungkapkan juga oleh Peneliti Setara Institute sekaligus dosen Hukum dan Syariah UIN Jakarta, Ismail Hasani. Ia mengakui, sejumlah kalangan yang berjumpa dengannya menanyakan mengenai keseharian Pepi saat menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Bahkan, ada salah satu alumnus UIN yang sudah bekerja di luar negeri menelepon para dosen hanya untuk menanyakan mengenai kebenaran Pepi. Namun, Ismail dan dosen lainnya selalu menjelaskan bahwa faktanya Pepi mungkin saja bagian dari UIN, tetapi UIN sendiri tidak pernah mengajarkan mengenai radikalisme, intoleransi, apalagi terorisme kepada mahasiswanya.

"Meski  masyarakat terus bertanya, tapi kami tidak takut kehilangan pamor. Kami menjelaskan berbagai kurikulum kami kepada masyarakat yang bertanya. Apalagi, kurikulum kami dibiayai oleh negara sehingga tidak mungkin ada ajaran-ajaran tentang radikalisme dan intoleransi seperti itu," kata Ismail.

Berdasarkan pengakuan sejumlah dosen yang satu angkatan dengan Pepi, mereka menyatakan tidak pernah bertemu dengan Pepi. Mereka menduga, Pepi tidak banyak bergaul dengan komunitas maupun organisasi kampus yang menjadi wadah komunikasi terbuka bagi mahasiswa. Hal inilah yang menyebabkan Pepi tak begitu dikenal di kampusnya sendiri.

Ketika nama Pepi mulai santer disebut terlibat aksi terorisme, UIN pernah mengeluarkan rilis yang menyatakan tidak ada nama Pepi Fernando dalam daftar alumnus UIN, khususnya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Namun, pada tahun 2002, UIN memang pernah meluluskan seorang sarjana bernama Pepi dari Jurusan Kependidikan Islam. Berdasarkan data yang dirilis polisi, Pepi merupakan lulusan Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Islam UIN Syarif Hidayatullah.

UIN juga menolak keterlibatan Pepi dalam teror bom buku dan rencana aksi bom di Gereja Christ Cathedral di Serpong dikaitkan dengan tempatnya menuntut ilmu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com