Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adik M Syarif Tersangka Bom Cirebon

Kompas.com - 25/04/2011, 21:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Adik kandung M Syarif Astanagarif, pelaku bom bunuh diri di Cirebon, Jawa Barat, Muhammad Basuki, ditetapkan Polri sebagai tersangka dalam aksi tersebut. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengungkapkan, penetapan tersangka terhadap Basuki setelah pihak kepolisian menemukan sejumlah bukti keterlibatannya dari hasil penggeledahan di rumah yang bersangkutan. Polisi menggeledah rumah Basuki di Desa Trusmi Wetan, Blok Bambangan, RT 13 RW 04, Kecamatan Plered, Cirebon, pada 19 April lalu dan menemukan bahan untuk merakit bom.

"(Basuki) sudah tersangka. (Sangkaannya) dia menguasai bahan peledak juga," ujar Boy di Mabes Polri, Senin (25/4/2011).

Seperti diketahui, selain ditemukan bahan-bahan untuk merakit bom, di rumah Basuki juga ditemukan beberapa VCD, sejumlah foto tentang jihad, lembaran fotokopi, serta ceramah dan buku-buku tentang jihad. Barang-barang itu ditemukan di lemari baju Basuki. Selain Basuki, kepolisian juga masih menelusuri keterlibatan Dede yang diduga juga terlibat dalam aksi Syarif melakukan bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro di Mapolresta Cirebon, 15 April lalu. Dede ditangkap di rumahnya Jalan Suratno, Kota Cirebon, oleh tim Densus 88 hari Minggu (24/4//2011). Ia diduga mengetahui rencana Syarif melakukan aksi bom bunuh yang juga melukai Kepala Polresta Cirebon Ajun Komisaris Besar Herukoco.

"Terkait D masih pengembangan apakah yang bersangkutan terkait MS," kata Boy. 

Pada penggeledahan yang dilakukan 19 April 2011, kepolisian menyita berbagai peralatan untuk merakit bom di rumah Basuki.

"Ditemukan peralatan-peralatan yang kayaknya itu sebagai bahan untuk merakit bom," ujar Kepala Polda Jawa Barat Irjen Suparni Parto, pekan lalu.

Sementara itu, Wakil Kepala Bareskrim Polri Irjen Matius Salempang mengatakan, jika melihat peralatan pembuat bom ditemukan di rumah Basuki, kemungkinan bom dibuat di rumah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com