Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuzril Tak Kaget Dimata-matai

Kompas.com - 11/03/2011, 13:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Sekretaris Negara Yuzril Ihza Mahendra mengaku tak terlalu terkejut mendengar pemberitaan The Age yang mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah meminta Kepala BIN saat ini, Samsir Siregar, memata-matainya. Yuzril mengaku sudah sejak lama merasakannya.

"Jika memang benar, apa yang dilakukan SBY terhadap saya, patut disesalkan. Saya adalah pendukung utama SBY untuk menjadi presiden di tahun 2004. Bahkan, saya bersama-sama dengan Ketua Partai Demokrat Boedisantoso dan Jenderal Eddy Sudradjat, Ketua PKPI, adalah penanda tangan pencalonan SBY menjadi presiden untuk didaftarkan ke KPU. Sehingga saya tidak mengerti kalau saya dianggap sebagai rival dan harus dimatai-matai. Sebagai sesama kawan dan sahabat dekat, saya kira langkah itu memang kurang etis," kata Yusril, kepada Kompas.com, Jumat (11/3/2011).

Yuzril mengatakan, orang-orang terdekat Presiden SBY terus berpikir bahwa dirinya adalah rival politik. "Sehingga kesalahan-kesalahan saya terus dicari-cari, sampai saya dituduh korupsi Sisminbakum di akhir tahun 2008. Saat tuduhan itu dilontarkan, saya baru saja didukung oleh partai untuk maju ke pencalonan Presiden 2009. Dengan tuduhan itu, saya benar-benar terpuruk," katanya.

Terkait isi berita bahwa dirinya melakukan pertemuan rahasia dengan pengusaha China di Singapura, Yuzril membantahnya. "Tak pernah ada pertemuan rahasia seperti itu," katanya.

Yuzril sendiri mengaku telah menghubungi Samsir, Jumat pagi ini. Ketika ditanya, Samsir, kata Yuzril, tak mengiyakan dan tak juga membantah. "Saya masa bodoh saja," kata Samsir, seperti diulang oleh Yuzril. Yuzril mengatakan dirinya mendengar kabar bahwa Samsir diminta Presiden menghadap. Namun, Samsir dikatakan sibuk dan belum berkesempatan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com