Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indra : Golkar Kesulitan di dalam Koalisi

Kompas.com - 06/03/2011, 19:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi dari Partai Golkar, Indra J Piliang, mengungkapkan bahwa sesungguhnya Partai Golkar mengalami kesulitan menempatkan diri dalam kubu koalisi pendukung pemerintah.

Menurut Indra, suara-suara dari daerah menghendaki Golkar berada di luar pemerintahan. ”Setelah berkeliling daerah, say jauh lebih banyak mendapat suara bahwa Golkar harus keluar dari pemerintahan,” kata Indra seusai menghadiri diskusi diskusi ”Setgab : Bubar Gerak, Jalan!” di Pancoran, Jakarta, Minggu (6/3/2011).

Partai Golkar, lanjut Indra, semakin sulit menempatkan diri dalam pemerintahan ketika partai anggota koalisi lainnya kerap melempar isu yang menyudutkan Golkar dan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie. ”Misalnya soal Nurdin Halid dikaitkan ke Golkar, kasus Gayus dikaitkan ke Aburizal. Artinya dampak koalisi tidak terlalu bagus,” ucap pengamat politik itu.

Meskipun demikian, sikap apa yang akan diambil Golkar terkait kisruh koalisi pasca- pengambilan keputusan usulan hak angket mafia pajak ini tergantung pada keputusan Dewan Pimpinan Pusat.

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, kata Indra, akan menjelaskan posisi Golkar dalam koalisi malam ini di kantor DPP Partai Golkar. ”Nanti kan perwakilan provinsi datang. Mengapa Golkar mengambil kebijakan seperti itu, pidatonya (Aburizal) juga lebih ke internal,” ujar Indra.

Secara pribadi, Indra menghendaki partainya berada dalam kubu oposisi pasca-pengambilan keputusan hak anget ini. Dia berpendapat, jika ingin menciptakan koalisi yang lebih kokoh, sebaiknya hanya terdapat dua partai dalam koalisi pendukung pemerintah.

Bisa Demokrat dengan Golkar atau Demokrat dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, menurut Indra, PKS lebih layak bersanding dengan Demokrat dalam koalisi ketimbang partainya. ”Kalau mau melakukan koalisi yang benar, mengapa PKS yang jadi korban? Kan malahan PKS yang mengusung Susilo Bambang Yudhoyono jadi Presiden,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Nasional
    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com